Mengagumi Kebesaran Allah Lewat Keindahan Ciptaan-Nya


Para asatidz-asatidzah MA Al-Aziziyah Putra dalam kegiatan silaturahmi dan diskusi (Ilustrasi, sempatbaca.com) 

 

dari hal-hal sekeliling kita saja, kita bisa menangkap kebesaran Tuhan. Subhanallah

Keberadaan alam semesta yang kita saksikan betapa memesona ini bukti sebagian kecil saja dari sekian banyak bukti kebesaran dan kekuasaan sang pencipta: Allah swt.

Kaitan itu, kata Ust H Abdul Hanan : "Iya, keindahan 'alam' adalah salah satu tanda kekuasaan dan kebesaran Allah".

Itu diungkapkannya, saat membuka kegiatan diskusi-silaturrahmi, Senin (01/03) bersama asatidz-asatidzah lembaga Madrasah Aliyah Putra Ponpes Al-Aziziyah.

Beda dengan pertemuan sebelumnya, Diskusi dan silaturrahmi kali ini, asatidz-asatidzah lembaga MA Putra Al-Aziziyah memilih Taman Langit Bengkaung sebagai lokasi.

BACA JUGA : Berburu View (Menakjubkan) di Bukit Wisata Bengkaung

Dipilihnya tempat berbeda untuk ngumpul-berdiskusi ria tentu sesuatu yang menarik, sebab acara diskusi atau silaturrahmi tak melulu di tempat formal. Sebaliknya, bisa digelar di lingkungan outdoor seperti alam bebas, tempat wisata, dan lainnya.

Fondasi Agama
Dalam kesempatan tausiyah itu, tokoh agama asal Teloke Batulayar itu, mengajak asatidz untuk mengingat tiga hal penting dalam ajaran agama Islam.

Apa tiga hal itu?
Dikatakannya, sebagai Fondasi Islam, yaitu pertama; mengucap dua kalimat syahadat; kedua, Melaksanakan kewajiban sholat. Mengenai yang kedua ini, katanya, kalau ada yang meninggalkan sholat tiga kali berturut-berturut, maka hukumannya adalah dipotong lehernya. "Hukum yang meninggalkan menurut imam Zahabi yaitu potong lehernya," terangnya.

Kaitannya dengan sholat, bahwa sholat itu mikrajnya orang mukmin. Sholat adalah media komunikasi seorang hamba dengan sang pencipta. "Kalau mau bicara ketemu dengan Allah ya melalui sholat," jelas alumnus Ponpes Nurul Hakim Kediri itu. Lalu yang ketiga, Shaum. Kewajiban Puasa.

BACA JUGA : Waktu Berjalan Begitu Cepat

Jika disinggung zakat dan haji, sambungnya, kalau haji dan zakat itu bagi yang punya, yang mampu.

Selanjutnya, dia mengingatkan para asatidz bahwa saat kita sudah berada di penghujung bulan Rajab رجب. Mudahan Allah memberkahi kita berada di bulan Rajab dan kita bertemu dengan bulan suci ramadhan.

Lalu, sambung dia, kita disambut bulan
Sya'ban [شعب]. Dalam pada itu, segera perbaiki niat untul the the next month (masuk bulan berikutnya) yaitu ramadan.

Dia juga mengungkapkan betapa penting dan banyaknya ganjaran bagi hamba yang melaksanakan kewajiban lima waktu sehari semalam itu. "Sholat lima waktu, pahalanya 50 dan pahalanya masing-masing sepuluh. Allah memberikan pahala yang sangat besar dari solat lima waktu," tegasnya.

Bulan Sya'ban
Masih tentang Bulan sya'ban, ini bulan yang penting.
Kata Ust Abdul Hanan, Allah membagi rizki pada bulan sya'ban. Yang kaya, yang miskin di sana ditentukan. Takdir juga ditentukan di bulan Sya'ban. Selain itu juga, nama-nama yang mati ditulis juga pada bulan itu. Ditulis di daun bidara. Tambahan lagi, pahala dilipatgandakan dalam bulan syaban.

"Sesungguhnya Allah berikan harta pada orang yang dicintai dan tidak dicintai. Semua mahluk diberikan makanan dan lainnya oleh Allah. Tetapi kalo iman itu hanya yang dicintai Allah. Allah akan memberikan kekuatan iman kalau dicintai Allah," ujarnya.

Tak lupa juga disampaikan oleh Abdul Hanan hal penting berkaitan pwrsiapan ujian madrasah (UM) aktivitasdan administrasi KBM. Juga perbaikan data santri agar selalu update dan sinkron.

Selepas acara inti, momentum swafoto dan foto bersama memanfaatkan spot-spot wisata tak mau dilewatkan begitu saja oleh puluhan pejuang pendidikan dan pahlawan tanpa tanda jasa itu.

"Subhanallah, indah banget ini view," celetuk salah satu asatidz. Katanya, dari hal-hal sekeliling kita saja, kita bisa menangkap kebesaran Tuhan, begitu agung dan tiada bandingnya.

Yang lain berujar, "masya Allah, lewat apa yang diciptakan Tuhan, kita bisa mengagumi dan memuji-muji sang pencipta: Allah".

Syukurilah nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadamu dan bicarakan tentang hal itu
Jika sudah begini, "Nikmat mana lagi yang kalian mau didustakan". Dan, "Terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebut-sebut," demikian disitir kalam Allah yang tak terbandingi makna dan keindahan gaya bahasanya.

Post a Comment

أحدث أقدم