Sekali Merdeka tetap Merdeka



Ilustrasi, sempatbaca.com


Merdeka ! Sekali merdeka tetap merdeka !. Jagalah bangsa ini. NKRI harga mati.

By: Mashur, M.S*)


Hari ini, 17 Agustus, momentum bersejarah bagi bangsa kita. Sejak 17 Agustus puluhan tahun silam itu, bangsa kita terbebas dari belenggu penjajah yang mau menguasai bangsa kita.

Kita merdeka, atas berkat dan rahmat Allah. Cara Sang pencipta, memberikan limpahan rahmat dan karunianya, dengan memberikan kekuatan kepada para pejuang waktu itu, dan hasilnya sampai saat ini bisa kita nikmati.

Kita tak bisa membayangkan, jika kita bukan bangsa yang merdeka dan menikmati makna kemerdekaan hingga hari ini, saat ini.

Sejak bangsa ini lepas dari belenggu penjajah, telah sekian tokoh/sosok yang menjadi pemimpin. Mereka para pemimpin bangsa ini, berjuang dan terus berikhtiar untuk menciptakan kehidupan yang aman, damai dan tentram. Juga agar rakyat merasakan sejahtera lahir bathin.

Masing-masing pemimpin (presiden) memi
liki ciri dan karakter khas dalam mengendalikan bahtera 'bangsa' ini. Selain itu, masing-masing mereka menghadapi zaman yang berbeda-beda. Belum lagi, berhadapan dengan karakterik/kpribadian anak bangsa. Tantangan yang dihadapi pemimpin untuk saat ini, tentu beda dengan yang dulu dihadapi pemimpin saat itu. Berhadapan dengan tantangan dan zaman yang berbeda beda, maka beda pula yang kita alami dan rasakan. Ada pasang dan surut. Ada kemungkinan maju dan mundur. Inilah realitas, kenyataan. Inilah sunnatullah.

Di dunia ini, tak ada bangsa yang benar benar sempurna dan jauh dari kemelaratan, tapi pasti ada kekurangan dan kelebihan. Saya meyakini, setiap bangsa menghadapi problem yang sama; keterbelakangan, kemiskinan dan segudang problem sosial yang lain.

Merdeka, Sekali Merdeka tetap Merdeka.

Tidak ada pemimpin yang tidak baik. Semua baik dan sukses menjalankan roda kekuasaannya. Yang ada itu adalah: "pemimpin yang memiliki keterbatasan dan kekurangan, kelemahan dan keunggulan".

Kalau ada yang bilang bahwa pemimpin itu buruk: yang bilang seperti itu, boleh jadi lebih buruk. Kalau ada yang mengatakan bahwa rezim itu dan ini bodoh, dipastikan yang mengeluarkan kata kata seperti itu: bukan hanya mengaku sok pintar, tapi hakikatnya, dialah sudah nyadar akan kebodohannya. Pada orang seperti ini, melekat salah satu sifat iblis, yaitu SOMBONG.

Hidup ini saling melengkapi. Satu orang menjadi pelengkap bagi yang lain. Maka dari itu, marilah kita saling melengkapi. Kalau anda TUKANG KRITIK, jadilah pengkritik yang baik. Kalau anda berada di posisi DIKRITIK: Pandailah menerima kritikan orang lain.

Terima kasih para pemimpin. Alhamdulillah ya Allah, bangsa ini dikau beri nikmat kemerdekaan. Semoga kami anak bangsa engkau beri kekuatan untuk menjaga.

Merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka.

*) Penulis Lepas, Tinggal di Batulayar Lombok

Post a Comment

أحدث أقدم