Betapa Istimewanya Bulan Sya’ban



Ustad H Abdul Hanan, M.Pd.I (Kepala Madrasah Aliyah Putra Al-Aziziyah)


Bulan Sya’ban itu bulan istimewa. Pada bulan Sya'ban amalan dilipat-gandakan. Hampir segala sesuatu, pada bulan Sya'ban tersebut ditentukan pada setahun yang akan datang. Sayangnya, kaum muslim seringkali lalai.


SEMPATBACA.COM- Bulan Sya’ban adalah bulan istimewa. Bulan Sya’ban ini, berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan.

Hal itu diutarakan Ust H. Abdul Hanan dalam kegiatan silaturahmi dengan para asatizh/asatidazah lembaga pendidikan MA Putra Al-Aziziyah Kapek Gunungsari, Kamis (01/04).

Meskipun demikian, lanjut Mamiq—demikian panggilan akrabnya, Kaum muslim, banyak yang lalai. Kelalaian manusia itu, juga dikatakan baginda rasul. Kata Mamiq, “Ini  menurut nabi”.

Lebih jauh, Mamiq membeberkan sejumlah keistimewaan sekaligus mengutarakan kebiasaan nabi Muhammad pada bulan Sya’ban. Beberapa di antaranya yaitu kebiasaan nabi berpuasa. “Iya nabi sering berpuasa,”terang alumnus Ponpes Nurul Hakim Kediri itu. “Dan tidak pernah saya melihat Beliau (nabi, red) lebih banyak berpuasa dalam sebulan yang lebih banyak dari pada bulan Syaban," ujar tokoh agama asal Teloke itu, mengutip salah satu hadist.

Menurut salah satu hadis (hadist yang tingkatannya hasan), Pada bulan Sya’ban juga, amalan-amalan manusia diangkat. Bisa dikatakan bahwa Sya’ban ini seakan penentu. Penentu atau itentukan oleh sang pencipta, misalnya, siapa yang kaya, siapa yang bangkrut, juga siapa yang jaya, ditentukan pada bulan Sya’ban ini. Siapa yang kebagian rizki dan yang tidak juga begitu. Bahkan pula, ajal ditentukan pada bulan Sya’ban.

Bulan Sya’ban juga sebagai bulan di mana pahala dilipat digandakan. Dalam sebuah hadist dijelaskan, “Allah itu melipat gandakannya pada empat malam. Siapa saja itu yang tekun ibadah pada malam itu, akan dilipatgandakan”.

BACA JUGA : Ini LIMA Hal Penyebab BENCANA

Terkait malam-malam tersebut, Kepala MA Al-Aziziyah itu, menyebutkan yaitu malam Idul Fitri, Idul Adha, malam nisfu Sya’ban dan malam Arofah. Untuk itu, menyambut bulan Sya’ban, mudahan kita sehat walafiat, kita bisa puasa, karena puasa pahalanya sangat besar, tidak bisa diukur. “Mudahan kita semua ketemu dengan bulan suci Ramadhan,”harapnya.

Sedang hubungannya dengan proses belajar, Ustad Abul Hanan juga menekankan tetap menjaga Prokes dan terus menghimbau kepada seluruh asatiz/asatidzah untuk betul-betul memperhatikan tugas dan tanggungjawabnya, baik sebagai guru, wali kelas dan lainnya. Kepada guru-guru, ia mengajak untuk tetap istiqomah menjalankan tugas. Sementara kepada wali kelas, Abdul Hanan juga menghimbau agar para wali kelas betul-betul memperhatikan administrasi KBM dan data-sata santri.

“Raport santri supaya betul-betul datanya valid. Wali kelas harus mengupddate nama-nama siswa. Mohon bantuan wali kelas,”terangnya.

Post a Comment

أحدث أقدم