TGH Abdul Halim (foto, ilustrasi sempatbaca.com)
Rupanya sorban milik TGH Abdul Halim bukan sorban biasa. Sorban milik beliau memiliki daya magnetis yang membuat orang sungkan dan malu jika cenderung untuk mengatakan tidak takut.
SEMPATBACA.COM-
Suatu hari, TGH Abdul Halim punya keinginan untuk mengajak murid-muridnya pada
waktu itu untuk membantunya, bekerja di ladang. Hal itu dituturkan Abdul Halim
kepada salah seorang yang cukup dekat denganya.
Keinginan
tersebut sebenarnya, tak sengaja ia sampaikan pada orang terdekatnya itu.
Keesokan
hari, orang dekat TGH Abdul Halim spontan menceritakan apa yang disampaikan
sang taun guru. Begitu dia menceritakannya, semua murid menjawab: siap. Kurang
lebih jika dibahasakan seperti ini, “Ayo kapan kita bantu sang tuan guru,” kata
murid-murid sang tuan guru.
BACA JUGA : Sorban Milik TGH ABDUL HALIM (1)
Untuk
memastikan benar atau tidak, beberapa dari murid beliau, memberanikan diri
untuk menghadap sang tuan guru dan beliau meng-iyakan.
Selang
beberapa hari kemudian, seperti hari yang sudah disepakati tuan guru,--banyak
murid-murid beliau berdatangan ke sawah tempat sang tuan guru biasa
menghabiskan waktunya untuk beraktivitas selepas mengajar dan membimbing
masyarakat saat itu. para murid-murid beliau mulai bekerja dan membantu sang
tuan guru.
TGH
Abdul Halim hanya memantau beberapa saat, murid-murid dan sebagian mayarakat
pada waktu itu. Dalam pada itu, ia pun meletakkan sorbannya di sebuah ranting
pohon ketujur. Lantas beliau pergi entah ke mana?
Berjam-jam
murid dan sebagian warga yang bekerja pada waktu itu, belum ada yang beranjak
pergi, jeda dari pekerjaan. Entah karena malu atau belum lelah, kita tidak
tahu?
Padahal,
jika sebagian dari mereka pergi, istirahat dan langsung pulang, mungkin tidak
masalah?
“Kenapa
gak pulang, atau istirahat. Kan kalian udah cukup lama bekerja. Tuan guru kan
tidak ada di sini,” tanya orang terdekat tuan guru.
“Itu
kan sorban tuan guru, kita gak enak, kita gak berani pergi,” kata murid-murid
yang membantu di sawah.
“Sudahlah,
kalian silahkan istirahat. Yang lelah boleh pulang. Tuan guru sedang pergi
melayat,”terang seorang yang dekat dengan tuan guru sembari tersenyum (tamat).
(dari berbagai sumber)
إرسال تعليق