Sorban Milik TGH ABDUL HALIM (2)


                                                                           
TGH Abdul Halim (foto, ilustrasi sempatbaca.com)


Rupanya sorban milik TGH Abdul Halim bukan sorban biasa. Sorban milik beliau memiliki daya magnetis yang membuat orang sungkan dan malu jika cenderung untuk mengatakan tidak takut.


SEMPATBACA.COM- Suatu hari, TGH Abdul Halim punya keinginan untuk mengajak murid-muridnya pada waktu itu untuk membantunya, bekerja di ladang. Hal itu dituturkan Abdul Halim kepada salah seorang yang cukup dekat denganya.

Keinginan tersebut sebenarnya, tak sengaja ia sampaikan pada orang terdekatnya itu.

Keesokan hari, orang dekat TGH Abdul Halim spontan menceritakan apa yang disampaikan sang taun guru. Begitu dia menceritakannya, semua murid menjawab: siap. Kurang lebih jika dibahasakan seperti ini, “Ayo kapan kita bantu sang tuan guru,” kata murid-murid sang tuan guru.

BACA JUGA : Sorban Milik TGH ABDUL HALIM (1)

Untuk memastikan benar atau tidak, beberapa dari murid beliau, memberanikan diri untuk menghadap sang tuan guru dan beliau meng-iyakan.

Selang beberapa hari kemudian, seperti hari yang sudah disepakati tuan guru,--banyak murid-murid beliau berdatangan ke sawah tempat sang tuan guru biasa menghabiskan waktunya untuk beraktivitas selepas mengajar dan membimbing masyarakat saat itu. para murid-murid beliau mulai bekerja dan membantu sang tuan guru.

TGH Abdul Halim hanya memantau beberapa saat, murid-murid dan sebagian mayarakat pada waktu itu. Dalam pada itu, ia pun meletakkan sorbannya di sebuah ranting pohon ketujur. Lantas beliau pergi entah ke mana?

Berjam-jam murid dan sebagian warga yang bekerja pada waktu itu, belum ada yang beranjak pergi, jeda dari pekerjaan. Entah karena malu atau belum lelah, kita tidak tahu?

Padahal, jika sebagian dari mereka pergi, istirahat dan langsung pulang, mungkin tidak masalah?

“Kenapa gak pulang, atau istirahat. Kan kalian udah cukup lama bekerja. Tuan guru kan tidak ada di sini,” tanya orang terdekat tuan guru.

“Itu kan sorban tuan guru, kita gak enak, kita gak berani pergi,” kata murid-murid yang membantu di sawah.

“Sudahlah, kalian silahkan istirahat. Yang lelah boleh pulang. Tuan guru sedang pergi melayat,”terang seorang yang dekat dengan tuan guru sembari tersenyum (tamat).

(dari berbagai sumber)

Post a Comment

Previous Post Next Post