Jejak Datoq Gelogor, Kisah dan Perjuangan TGH NASRUDDIN ABDUL HAMID

 

FOTO:Dokumen Keluarga. Ilustrasi, sempatbaca.com


Jejak-jejak Datoq Gelogor (Kisah dan Perjuangan TGH NASRUDDIN ABDUL HAMID, Tokoh dari Gelogor Kediri Lobar)


By: REDAKSI *)

Datoq Gelogor bukan hanya akrab dengan tokoh yang ada di pulau Lombok-NTB pada masanya. Tetapi beliau juga akrab dengan sederet tokoh-tokoh nasional. Sebut saja misalnya, KH Hasyim Asy’ari, Presiden Soekarno, Buya Hamka, Jendral soedirman. Soekarno sendiri, pernah mendatangi kediaman Datoq di Gelogor.

 

SEMPATBACA.COM- Sebermula janjian siang. Sayangnya tuan rumah yang juga sekaligus pihak tim peneliti ada kesibukan. Janjian ketemu sore akhirnya tertunda. “insya Allah sore nanti, saya tunggu di rumah,” jawabnya via chat WA.

Pastinya, team sempatbaca.com akan berangkat setelah memastikan kepulangan orang yang kali ini akan dikunjungi itu. Siapa orang itu? Dia adalah Pahrizal Ikrom. Sehari-hari ia menghabiskan waktunya sebagai tenaga pengajar di salah satu kampus/perguruan tinggi swasta. Dia juga sedang riset/meneliti salah satu tokoh yang ada di pulau Lombok. Siapa tokoh itu? Rahasia lho. Sebentar dulu. hehe.

“Saya sudah di rumah. Saya tunggu,”

“Ini pesan WA dari pak Ikrom,”ujar Abdurrahman Ketua Lapkpesdam yang menemani sempatbaca.com.

“Oh ternyata pak Ikrom sudah di rumah. Kita berangkat ya?,” ajak Abdurrahman.

Akhirnya selepas sholat magrib tim sempatbaca.com beranjak. Sempatbaca.com, ketemu selepas Magrib di dusun Gelogor. Hajat ‘ketemu’ pun tercapai, pada Sabtu (malam Minggu, red) Tanggal 20 Februari 2021.

Kira-kira, sekitar kurang lebih lima belas menit berlalu sedari azan magrib yang terdengar dari masjid seberang, kami tiba di rumah Ikrom.

Setiba di rumah pak Ikrom, tim sempatbaca.com disambut hangat. Rona wajah senyum terlukis di rawut wajah sang tuan rumah. Sepertinya, tuan rumah senang dengan kehadiran kami.

Rumah milik eks aktivis Front Mahasiswa (FM) Lombok Barat beberapa tahun silam itu sederhana. Unik lagi. Dari design rumah yang khas, hingga pilihan tata letak aneka aksesoris. Depan halaman rumah Ikrom—begitu kerap ia disapa, terlihat hijau. Padahal dalam suasana malam berselimut mendung. Tak kebayang, kalau berada di sini, sewaktu pagi atau sore hari, sekitar halaman pria murah senyum itu pasti sejuk dan indah.

Kiri kanan halaman rumah milik Ikrom, diapit sawah yang dipenuhi tanaman berwarna hijau. Begitu juga depan dan belakang, puluhan jenis tanaman tampak bejibun, mengapit tanaman padi-padian.

“Waalaikum salam warah matullah wabarakatuh,” jawab rumah, begitu tim sempatbaca melepas salam.

Sempatbaca.com langsung diajak naik ke atas menaiki tangga lantai satu milik sang tuan rumah.

Belum lama ngobrol dan berbincang, suguhan kopi panas dan teh hangat sudah tersedia. Sepiring kupasan buah Nangka menjadi menu pelengkap yang menambah hangat diskusi.

“Mari. Diminum tehnya. Kopinya juga. Ada nangka manis ini, silahkan dicicipi,” ujar tuan rumah.

**

Tim sempatbaca.com hendak mengulik informasi ikhwal salah satu tokoh NTB, yang mukim di Dusun Gelogor. Memang, nama tokoh tokoh itu, agaknya asing bahkan boleh dikata tak pernah didengar oleh sebagian masyarakat. Dan itu pula hajat Tim sempatbaca.com, agar supaya bisa mengeruk informasi. Setidaknya bisa memberikan gambaran tentang sepenggal kisah dan perjuangan  prihal tokoh bernama lengkap : Guru Haji Nasruddin, akrab dipangggil Datoq Gelogor, semasa beliau hidup.

Pasti banyak hal menarik dan inspiring yang perlu diketahui publik ikhwal tokoh yang dijuluki salah satu bapak pembangunan masjid di pulau Lombok.

Datoq Gelogor bukan hanya akrab dengan tokoh, khususnya yang ada di pulau Lombok, ktetapi juga NTB secara umum, tetapi beliau juga sangat akrab dengan seeret tokoh-tokoh nasional. Sebut saja misalnya, KH Hasyim Asy’ari, Presiden Soekarno dan lainnya untuk di level nasional. Nama-nama seperti Buya Hamka, Jendral soedirman juga, menurut informasi yang diperoleh sempatbaca.com, pernah duduk di ruang pertemuan di Gelogor. Sedang di level daerah, KH Zainuddin Abd Majid, datok Bengkel Saleh Hambali, TGH Ibrahim dan tuan guru sepuh lainnya yang ada di pulau Lombok dipastikan pernah mampir, duduk bareng di rumah di bilangan Gelogor pada masanya (bersambung/redaksi).

*) Tulisan ini dimuat Tim sempatbaca.com bekerjasama dengan Lakpesdam PCNU Lobar berkenaan dengan program Genealogi Tuan Guru dan penulisan buku Tuan Guru NU Lobar

2 تعليقات

  1. Kedatangan sukarno bukan hanya milik tgh nasrudin melainkan untuk semua ulama lombok pada umumnya, karena di lombok begitu kentalnya partai masyumi pada saat itu, ketika NU keluar dai Partai Masyumi, Maulana syaikh zainuddin abdul majid tetap di Partai Masyumi dengan tgh Saleh Sungkar yg sebagai ketua di provinsi sunda Kecil sblum NTB.
    Akan tetapi Partai Masyumi di diberhentikan oleh presiden sukarno.
    Setelah NU keluar dari Partai Tersebut. Yang mana pada saat itu Maulana syiakh zauddin abdul majid sebagai konsulat NU, sebagai perwakilan ketika NU akan ada organisasi di lombok, ity sebabnya ia izin ke maulana syaikh yg mana beliau mempunyai madrasah NWDI yg berdiri oada tahun 1937 M.
    Jadi kita simpulkan bahwa kedatangan ke lombok terutama lombok Barat karena ia terdekat dari pelabuhan, dan bahkan kebanyak anggota dari Partai mAsyumi banyak di lombok barata -mataram.

    Mudah mudahan kita semua tidak mengsamar samarkan sejarah bahkan mengklaim sejarah ini dan itu.
    Semoga allah merahmati kita

    ردحذف

إرسال تعليق

أحدث أقدم