Tentang Raja dan Inti Kebaikan

 

Foto: Ilustrasi, SempatBaca.com


Hal positif yang disampaikan, dalam rangka saling menasehati untuk kebenaran, saling menasehati untuk mengajak pada kebaikan. Tidak ada kebaikan pada suatu masyarakat kecuali mereka saling nasehat mensehati

(H. Abdul Hanan, M.Pd.I)
 

SempatBaca.com- Tak hanya menjadi raja di dunia, oleh Allah, manusia juga akan dijadikan raja kelak di hari Kiamat. Raja di hari kiamat, bukan sembarang raja, melainkan raja yang jauh lebih mulia posisinya ketimbang raja di dunia.

Jamak kita tahu, jadi raja (penguasa/pemerintah di dunia) direbut banyak orang. Bahkan bisa saja, segala cara dilakukan untuk meraih posisi: raja. Namun demikian, banyak yang abai, seperti apa bisa menjadi raja di hari kemudian.

Seperti apa raja di akhirat?, Berikut uraian singkat, Ustad Abdul Hanan, tokoh agama asal Desa Batulayar. Mengutip pendapat seorang alim Syekh Musyafa Ad-Darimin dalam kitabnya Thoriqul Hijratain, Abdul Hanan menyebutkan beberapa kelompok manusia yang kelak menjadi raja diraja di hari kemudian.

Yang jadi raja itu, katanya, pertama, ahlul ilmi, yakni para ulama, para asatidz, guru dan lainnya.  Individu atau kelompok kategori ini, luar biasa. Mengapa?  Bagi mereka, diperjelas Abdul Hanan: Istana untuk mereka sudah ada. Topi juga kebesaran sudah disiapkan. Penegasan lain, ikhwal ahlul ilm, dapat juga ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya dalam firman Allah dalam QS. Al-Mujadalah.

“Tidak sama orang yang berilmu dengan tidak berilmu,”jelasnya.

Kedua, pemimpin yang adil (al-imamul adl), kahlifah yang terkenal lantaran sikap dan tindakan adilnya. Kalau mereka seperti itu, sambung Abdul Hanan, Insya Allah “Imamum mukhsih. Apa itu? Yakni; dunia jadi raja, akhirat juga jadi raja.

Ketiga, ahlul jihad. Kelompok ini, yaitu ummat Islam yang ada di seantero jagad bumi ini, yang mana, mereka-mereka itu, mau berjuang menegakkan kalimah Allah. “Banyak yang berjuang demi agama, menegakkan kalimah Allah,”imbuhnya.

BACA JUGA : Tentang Ilmu dan Toharoh

Dalam kesempatan itu juga kepala MA Al-Aziziyah Putra memaparkan tentang resep agar terhindar dari dosa-dosa. “Iya, resepnya sholat Dhuha,”ujarnya.

Jadi, lanjutnya, yang istiqomah sholat Dhuha, terhindar dari dosa-dosa. “Allah akan menjaga, memelihara kita. Juga siapa saja yang senantiasa menjaga dan istiqomah sholat Dhuha,”imbuh dia.

Jika mau, kelak ketika mati, agar kubur bercahaya nan terang benderang, ternyata cukup mudah. Ustadz Abdul Hanan bilang, “Kuncinya yaitu istiqomah baca Al-Qur’an. Rajin membaca Al-Qur’an, terutama di pagi hari, juga malam, usai sholat Tahajud.

BACA JUGA: Spirit Hijriyah, Ini Penjelasan Ustad Abdul Hanan

Sementara, bagi setiap hamba yang hendak supaya dimudahkan lewat di jembatan Shirat kelak, rajin puasa sunah adalah kunci utamanya . tambahan lagi, rajin sedekah. “Orang yang sering puasa dan sedekah, ternyata ketika menyebrangi sirat setelah diwazan, maka dia akan melewati shirat yang kecilnya seukuran bulu dan setajam pedang. Seperti apa gambaran shirat itu, alumnus Ponpes Nurul Hakim mengatakan bahwa jembatan shirat itu--di samping kiri kanan, ada anjing-anjing yang siap menunggu siapa saja yang jatuh. “Jadi, biar bisa nyebrang seperti kilat, jangan lupa sunnah dan puasa,”ajakanya.

Sedang jika setiap hamba, hendak mencari agar dapat naungan di atas Arasy, sayaratnya yaitu cinta pada orang-orang shalih. Lebih jauh dijelaskan ayah tiga anak itu, bagi yang mau perlindungan Arasy kelak, kuncinya, mencintai orang yang shalih, cinta ahlul ilmi, ahli ibadah dan lainnya. “Seseorang itu tergantung amal temannya (al-mar’au alaladd dini). Kuncinya cinta sama orang shalih, taat dan bergaul sama orang-orang shalih,” kata Abdul Hanan mengutip salah satu hadist.

Bagi hamba yang mencari derajat yang tinggi di surga, bisa didapatkan melalui Majlis ilmu dan zikir. Kaitan hal ini, ada banyak macamnya. Bisa, sekolah, madrasah dan di mana saja ada majlis ilmu. Jadi sekolah itu majlis ilmu, madrasah juga. Dari situ kita bisa berproses untuk dapat meraih, memperoleh derajat tinggi. Derajat yang tinggi di Surga.

Menyampaikan segala hal, berkenaan segala sesuatu terutama kebaikan, perlu diingat itu dalam rangka  watawa shoubil haq, saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk mengajak kebaikan. Tidak ada kebaikan pada suatu masyarakat kecuali mereka saling nasehat mensehati.

Uraian-uraian ringkas di atas disampaikannya saat kegiatan Rapat Evaluasi dan Silaturahmi Rutin di Ponpes MA Al-Aziziyah, khususnya di lembaga MA Al-Aziziyah Putra, pada Sabtu (3/10) di Ruang para asatidz.

Terkait tertib administrasi, belum lengkapnya data-data santri , selaku kepala MA Al-Aziziyah Putra, ustad Abdul Hanan mendorong para asatidz yang punya tugas dan peran untuk membenahi, segera melengkapi. “Data siswa yang belum lengkap, segerakan !. biar proses pengisian Emis berjalan lancar. Informasi-informasi penting terkait itu, jangan lupa disampaikan pada santri-santri kita,” tutupnya mengingatkan para asatidz-asatidzah.

Post a Comment

أحدث أقدم