Semangat Qurban dan Tahun Pelajaran Baru



SEMPATBACA.COM- Meski suasana masih belum stabil lantaran pandemi Covid-19 tak membuat kita semua putus asa, namun sebaliknya tetap optimis. Hari demi hari beragam kondisi dan keadaan sudah kita lalui bersama dan kini, tak terasa tahun pelajaran 2020 /2021 sudah di depan mata. Serasa waktu berjalan begitu cepat seolah membenarkan ucapan vocalis Uerope Joy Tempes ketika berujar dalam syair tembang miliknya berjudul Dreamer, "And time passes by".


Bagi institusi pendidikan dari semua jenis dan jenjang pendidikan baik ponpes, pendidikan umum, dan lainnya tentu menjadi momentum baik. Juga merupakan sesuatu yang bisa dianggap istimewa.


Hal demikian tentu patut disyukuri. "Alhamdulillah kita akan memasuki tahun pelajaran baru 2020/2021," kata kepala sekolah MA Al-Aziziyah putra, Ustad Abdul Hanan M.Pd.I dihadapan para asatidz, Rabu (1/7/2020).


Tahun ajaran baru kali ini hampir bersamaan dengan hari raya qurban (idul adha). Karena itu, Ustad Hanan menganjurkan agar bagaimana kemudian, tahun ajaran baru haru ini juga mengejewantah dalam sikap dan kebiasaan setiap kita untuk semakin memiliki semangat pengorbanan dan kerja keras. "Mari menyongsong tahun baru dengan betul-betul berkurban, meningkatkan pengabdian untuk mendidik anak-anak dan santri santri," ajaknya.


Dalam kaitan itu juga, lanjut tokoh agama asal Dusun Teloke itu, ada tahun ajaran baru, ada tahun baru hijrah dan ada juga tahun baru masehi. Kalau tahun baru hijrah setidaknya bermakna semangat hijrah, terus tahun masehi (sebagai tahun baru hapy-hapy), "Maka mari kita songsong ajaran tahun baru ini dengan semangat dan kerja keras,"terangnya.


Ada sebuah hadist, "Jaddidu imanahu lailaha illallah (perbaharui iman kita dengan menyebut kalimat laila ha illa Allah (kalimat tauhid).


Dalam konteks hadist tersebut, menurut ustad Abdul Hanan kalau iman kita perbaharui dengan tauhid, maka seyogyanya, tahun ajaran baru harus kita perbaharui dengan semangat baru, semangat kerja keras. 


Beliau mengutip pendapat ulama Mutawalli Syarawi, yang mengatakan, "Orang yang baik itu adalah orang yang sanggup memberikan ilmu kepada orang lain, mengajarkan adab kepada peserta didik. Jadi, menurut Ustad Abdul Hanan, kita yang jadi guru (pendidik) termasuk al-abrar (karena kita sebagai pemberi petunjuk), dengan itu kemudian, maka kita sebagai guru dan pendidik juga adalah sebagaimana disinyalir oleh Mutawalli Sya'rawi tersebut: sebagai orang baik.[]


Post a Comment

أحدث أقدم