Berbincang dengan Sang Pencipta


Ilustrasi, sempatbaca.com


Kalaupun mata kita tak bisa melihat Allah, tapi yakin bahwa Allah melihat hambanya


Salah satu jalur komunikasi yang bisa dilakukan manusia dengan sang pencipta yakni melalui sholat. Melalui sholat, kita bisa merasakan kehadiran sang ilahi rabbi dalam diri kita, selain cara-cara lain diluar kewajiban melaksanakan sholat.


Kalaupun mata kita tak bisa melihat Allah, tapi yakin bahwa Allah melihat hambanya. Kurang lebih demikian keterangan makna ihsan yang melekat di kepala saya.


Ada salah satu arti hadist; "Hendaklah engkah beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu". (H.R. Muslim No. 8).


Perihal ihsan juga disampaikan melalui firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah Swt. dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat." Tetapi Kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi) pembangkang." (Q.S Al Baqarah: 83).


Tampak dari terjemahan ayat itu, tentang perilaku ihsan.  Pertama, Bani Israil yang berjanji tidak akan menyembah sesuatu selain Allah SWT, tentu janji itu harus mereka penuhi dengan sikap yang mantap.


Kedua, perintah berbuat baik kepada orang tua, kerabat, dan orang lain yang membutuhkan seperti yatim dan fakir miskin. Allah SWT juga menyampaikan perintah melaksanakan salat dan menunaikan zakat.


Ketiga, memperlihatkan bahwa Bani Israil ingkar dan tidak patuh terhadap perintah sang pencipta.


Ihsan adalah akhlak, hasil dari ibadah serta muamalah. Seorang Muslim hendaknya mencapai tingkat ihsan apabila ia telah mengerjakan ibadah dengan sebaik-baiknya. 

Saya pikir, sikap ihsan, harus diejawantahkan dalam perilaku dan aktivitas sosial ekonomi. Dan nilai ihsan ini adalah salah satu modal kuat bagi seorang hamba untuk bisa menjadi manusia religius. 


Tertanamnya sikap ihsan, bisa menjadi rem, bagi seorang individu agar bisa terhindar dari perbuatan mencuri, korup, rakus, tamak, bohong dan sederet tindakan buruk yang lain.


Semoga kita semua, bisa berikhtiar mempraktikkan salah satu asas fundamen ekonomi Islam. 


(Redaksi)

Post a Comment

Previous Post Next Post