Ratusan Warga NU Ikuti PD- PKPNU di Ponpes Abhariyah



Kegiatan PD-PKPNU yang dilaksanakan PCNU Lobar di Ponpes Abhariyah (Ilustrasi, sempatbaca.com)


Selepas mengikuti PD-PKPNU ini semua peserta, terutama yang menjadi pengurus cabang (PC), pengurus lembaga dan badan otonom (Banom), pengurus majelis wakil cabang (MWC) dan pengurus anak cabang (PAC) bukan hanya amaliah tapi juga fikrah dan harakah NU



SEMPATBACA.COM - Antusiasme warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk berpartisipasi pada Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) terbilang cukup tinggi. Ini terlihat dari banyaknya warga NU yang mendaftar sebagai peserta PD-PKPNU angkatan pertama yang diadakan oleh PCNU Lombok Barat.


Peserta yang tercatat mengikuti PD-PKPNU angkatan pertama tahun ini mencapai 155 orang. Mereka berasal dari Lombok Barat tapi juga dari Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara dan Kota Mataram. Jenis pekerjaan (profesi) mereka pun beragam, mulai dari guru, pedagang, dosen, wartawan, kepala dusun, kepala desa sampai kepala sekolah. MWC Narmada 1-2 mengirim jumlah peserta terbanyak, 40 orang.


Dewan instuktur PBNU yang menjadi fasilitator selama 3 hari itu diantaranya KH.Amir Ma’ruf, wakil ketua Lakpesdam PBNU, KH.Hudallah Ridwan dan KH.Agus Nur Sholeh dari Jawa Tengah.


Kegiatan PD-PKPNU tahun ini berlangsung dari Jum’at-Ahad, 3-5 Maret di Ponpes Abhariyah, Jerneng, Labuapi, Lombok Barat. Ponpes Abhariyah ini didirikan oleh alm TGH.Ulul Azmi. Beliau pernah menjadi Rois Syuriah PCNU Lombok Barat dan merupakan murid TGH.Abhar, Pagutan, Kota Mataram.

Penguatan Literasi ke-NU -an
PD - PKPNU sangat penting. PD- PKPNU adalah penguatan literasi ke NU an kita.


Ditambahkannya, Kegiatan PD-PKPNU tahun ini sebenarnya bukan yang pertama. Ini yang kedua kali. Sebelumnya Kota pernah laksanakan di Ponpes Darun Nadwah, Dasan Ketujur. Pondok Rois Syuriah, TGH.Muzahar Buhori” kata Ketua PCNU Lombok Barat, Nazar Naamy dalam sambutannya.


BACA JUGA : berkhidmat di NU berarti berkhidmat pada guru dan masyayikh


Walau begitu, ia mengaku punya alasan kenapa disebut angkatan pertama. Selain mengikuti instruksi PBNU terkait aturan pelaksanaan kaderisasi terbaru dalam NU tapi juga itu bagian dari PD-PKPNU memasuki abad kedua.


“Jadi PD-PKPNU angkatan pertama tahun yang lalu kita anggap PD-PKPNU abad pertama," jelas akademisi UIN Mataram itu.


Nazar berharap setelah mengikuti PD-PKPNU ini semua peserta, terutama yang menjadi pengurus cabang (PC), pengurus lembaga dan badan otonom (Banom), pengurus majelis wakil cabang (MWC) dan pengurus anak cabang (PAC) bukan hanya amaliah tapi juga fikrah dan harakah.


Post a Comment

Previous Post Next Post