Untuk Apa Ilmu Ekonomi Makro Dipelajari?



Ilustrasi, sempatbaca.com



SECARA sederhana, ekonomi makro mengkaji permasalahan ekonomi secara menyeluruh (agregat) dalam periode tertentu. Pengkajian ekonomi makro diawali dari pendapatan nasional (PN). Selanjutnya, analisis dilanjutkan pada permasalahan kesempatan kerja, stabilitas harga-harga, dan sebagainya. Untuk apa keseluruhan informasi itu? Untuk menentukan kebijakan ekonomi. Jadi, dengan ilmu ekonomi makro, seseorang bisa menganalisis dan bahkan membuat sebuah kebijakan ekonomi. Maka dari itu, ilmu ini sangat perlu diketahui oleh para calon pemegang kebijakan. 


*****

Rasanya perlu penulis tambahkan disini, bahwa untuk mampu menghasilkan rumusan kebijakan yang baik, akurasi data, ketersediaan data, serta kemampuan melihat akar masalah sangat penting. Karena luasnya cakupan ekonomi makro, disamping kemampuan analisis, pemahaman akan disiplin ilmu lain semisal ilmu politik, hukum, dan sebagainya tidak bisa ditawar.


Minimnya pemahaman akan hal-hal ini akan menyebabkan analisis kita terjebak pada aspek-aspek ekonomi semata. Padahal utamanya pada ranah kebijakan, tidak jarang bersifat politis. Maka, adalah baik seandainya berkumpul para pengkaji disiplin ilmu tersebut, supaya masing-masing memperoleh keluasaan perspektif. 


*****

Dalam tulisan ini, izinkan saya menulis beberapa cuplikan terkait ekonomi makro yang sebenarnya hendak saya diskusikan tempo lalu bersama pak Menteri Perdagangan RI pada pertemuan Jum'at, 11 November 2022. Diskusi dimaksudkan supaya diketahui apa masalah sebenarnya, dan sejauh mana akurasi data yang dimiliki terkonfirmasi dengan baik. Namun seperti yang telah terjadi, karena satu dan lain hal, akhirnya proses dialog dan diskusi yang diharapkan tidak terjadi. Tentu saya pribadi selalu berharap, akan ada kesempatan yang lebih baik. Tentu saja hal ini tidak juga mesti dipahami sebagai saya paham ekonomi. Sebagai pembelajar yang baik, sangat rasional jika ia ingin mengembangkan proses belajarnya, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 


Mari kita awali cuplikan kajian ini dengan pertanyaan yang saya kira punya keterkaitan (mungkin tidak langsung) dengan jabatan menteri perdagangan yaitu "mengapa terjadi kenaikan harga-harga utamanya pada kebutuhan pokok semisal minyak goreng? Apa sesungguhnya masalah utamanya dan sejauh ini apa yang sudah pemerintah lakukan?" 


Jawaban atas pertanyaan ini akan memunculkan pertanyaan lain; misalnya jika masalahnya ada pada ketersediaan, artinya kenaikan harga karena kelangkaan, maka mengapa kelangkaan itu terjadi? Pertanyaan ini akan mendorong penjelasan ke arah yang lebih mengerucut, yaitu hal-hal yang menyebabkan kelangkaan semisal apakah kekurangan modalkah? Kekurangan bahan bakukah? Atau apa? Ujung dari pertanyaan ini pada akhirnya akan menunjukan sikap pemerintah yang sesungguhnya, apakah berpihak pada rakyat atau tidak? Sebab solusi atas kelangkaan bisa dipenuhi dengan mengutamakan apa yang tersedia dalam negeri, atau pemerintah langsung menjadikan impor bahan baku sebagai solusi dengan alasan keterdesakan waktu (karena dibutuhkan segera) misalnya? 


Jadi, pada pertanyaan diatas saja, kita sudah dapat memprediksi akar masalah, penyelesaianya, efektivitas kebijakan, dan keberpihakan dari kebijakan yang dilakukan. 


Pertanyaan berikutnya mengenai UMKM. Untuk memfokuskan kajian, kita dapat bertanya misalnya; seberapa besar kontribusi UMKM terhadap PDB? Seberapa besar kontribusi UMKM terhadap penyerapan tenaga kerja? Seberapa besar kontribusi UMKM terhadap penyediaan devisa lewat ekspor-impor? Dan masih banyak lagi. Menurut berbagai data yang ada, diperoleh angka-angka luar biasa yang menunjukan besarnya kontribusi UMKM. Namun pada saat yang sama, ada banyak permasalahan yang dihadapi, mulai dari aspek permodalan, ketersediaan informasi, tantangan teknologi, pemasaran, dan sebagainya yang membutuhkan serangkaian kebijakan yang mendorong berkembangnya UMKM. Bagaimana kebijakan pemerintah sudah efektif atau belum?


Jika pada dua pertanyaan diatas, kita ingin mengetahui mengapa terjadi inflasi yang merugikan dan bagaimana mengembangkan UMKM mengingat kontribusinya yang besar pada perekonomian, pertanyaan terakhir diarahkan pada; "Lesunya perekonomian karena rendahnya daya beli. Rendahnya daya beli karena minimnya pendapatan ditambah inflasi harga yang semakin memangkas daya beli. Mengapa hal ini terjadi? Dan apa sejauh ini yang sudah dilakukan oleh pemerintah?"


Menjawab pertanyaan ini, biasanya pemerintah mengatakan dua hal; pertama lesunya ekonomi karena covid-19 dan kedua karena kondisi internasional/eskternal tidak stabil. Diskusi pada topik ini akan mengurai banyak sekali kebijakan pemerintah; misalnya tepatkah pencabutan subsidi BBM yang memicu kenaikan harga? Tepatkah dalam kondisi perekonomian yang lesu, pemerintah malah membangun IKN? Tepatkah kebijakan pemerintah dalam mengelola APBN dengan rumus neoliberal yakni disiplin fiskal? (Khusus pertanyaan ini akan berkaitan dengan utang dan pembayarannya).  Apakah selama ini postur APBN sudah efisien atau tidak? Dan apakah efisiensi APBN bisa sedikit banyak menjadi pintu masuk keluar dari kelesuan ekonomi kita?


Dalam pandangan penulis, beberapa pertanyaan diatas akan memberikan sedikit gambaran terkait kondisi perekonomian kita. Apakah kita masih memiliki peluang, atau tidak? 


*****

Karena proses dialog tidak terjadi, maka saya kembali pada perenungan saya pribadi. Apakah apa yang saya geluti dan pelajari khususnya tentang ekonomi makro ini bermanfaat? Pertanyaan ini muncul karena saya bukanlah pemegang kebijakan dan saya tidak mau menjadi pemegang kebijakan. Dan bukankah jika sekadar menjadi guru, cukup mengajarkan ilmu ekonomi seadanya saja? 


Dari perenungan itu, saya menginsafi betul kata-kata ekonom Ichsanuddin Noorsy, bahwa untuk melakukan perubahan yang besar tidak perlu bingung mesti melakukan apa. "Lakukanlah apa yang bisa kita lakukan. Sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita".


Maka saya pun memilih untuk tetap belajar ilmu ekonomi dan prakteknya dalam perekonomian Indonesia!


Penulis : R. Delvis, Guru Les Privat Online Ekonomi dan Direktur FR LIbrary

Post a Comment

Previous Post Next Post