Penulis : Muh. Yakub
Rebo wekasan (Pungkasan) atau rabu terahir di bulan safar, disambut oleh sebagian Nahdliyin dengan berdoa kepada Allah SWT, agar dijauhkan dari petakan musibah.
Dalam dalil syari’ memang belum ditemukan bentuk amaliyahnya. Hanya saja ada sebagian ulama yang mendapatkan mimpi di hari rabu terakhir tersebut turun banyak musibah, yaitu 320.000 cobaan. Lantas apa mimpi itu dapat dibenarkan?
Ketika Allah menjelaskan tentang Auliya’ (wali, kekasih-kekasih Allah) di dalam Al-Quran surah Yunus ayat 64 Allah menyebutkan, "Para Auliya’ diberikan busyra (kabar gembira) yang dijelaskan dalam hadits yang artinya: ‘’Dari Ubadah bin as-Shamit, ia berkata: ‘’aku bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang firman Allah: ‘Bagi Auliya’ kabar gembira di dalam kehidupan dunia’, maka Nabi menjawab; ‘’Yaitu mimpi yang baik, yang dilihat orang mukmin atau diperlihatkan kepadanya.’’ (HR.at-Tirmidzi, ia menilainya hasan).
Mimpi tentang hal tersebut hakikatnya tidak menyimpang. Ada banyak ditemukan hadits dha’if tentang hal yang berkenaan dengan hari Rabu, misalnya:
‘’Rabu terakhir tiap bulan adalah hari sial terus.’’ (HR.Khatib al-Baghdadi dan Ibn Mardawih).
Sedangkan shalat Rebo Wekasan hukumnya tidak dibolehkan berdasarkan fatwa KH. Hasyim Asiari Ketika ditanya tentang sahalat rebo wekasan:
‘’Tidak boleh berfatwa dari kita-kitab yang aneh. Anda mengetahui bahwa kutipan dari kitab al-Mujarrabat Dairabi dan Masail Sittin yang menganjurkan shalat tersebut bertentangan dengan kitab-kitab fiqh, maka shalatnya tidak sah, dan tidak boleh berfatwa dengannya.’’
Akan tetapi beda halnya kalau di Suku Sasak Lombok NTB. Biasanya masyarakat Sasak di hari Rebo Wekasan ini melarang menagih kepada tetangga ataupun pada masyarakat untuk menagih hutang atau meminta melunasi hutangnya.
Mereka beranggapan hari itu hari sial. Namun dalam praktiknya masyarakat Sasak di bulan terahir safar mereka mempunyai agenda tradisi zikiran, ziarah makam wali, lalu berdoa memunajat pada sang kuasa meminta agar dijauhkan dari mala petaka, dimudahkan dalam segala urusan duniawi dan tetap berbuat baik sesama umat manusia, setelah itu mereka mengadakan makan bareng dengan dulang (sesajian). Sesajian itu sudah didoakan itu, lalu berbondong-bondong untuk mandi safar di pantai, mereka beranggapan bahwa dengan cara mandi di pantai itu segala bentuk kesialan dan penyakit enyah dari sekujur tubuhnya.
Penulis, aktif di Lakpesdam KLU dan Dosen FE UNU NTB
Recommended inside CNC machining bend radius for sheet metal parts should be equal to material thickness. For onerous supplies , an inside bend radius equal to zero.sixty five times of sheet thickness additionally be|can be} sufficient. This sort of cutting is employed for industrial metal fabrication tasks, which demand excessive precision, and fast processing times.
ReplyDeletePost a Comment