Sepenggal Kisah TGH Abdul Halim



Tokoh Agama dari Sesela, TGH Abdul Halim (ilustrasi, sempatbaca.com)



SAAT-saat di mana masyarakat masih dicekam rasa takut, cemas, lantaran saat itu para penjajah masih menginjakkan kaki di bumi nusantara, tak terkecuali di pulau Lombok, di sebuah desa bernama Sesela, Lombok, senyum bahagia tak bisa disembunyikan Amaq Samsuddin bersama istrinya Inak Samsuddin


HAUL akbar tokoh agama dari Sesela sedang diperingati meriah. Besok pagi, adalah acara puncak haul sosok yg dikagumi masyarakat Sesela khususnya.


Siapa sih sosok TGH Abdul Halim. Berikut sepenggal kisahnya.


TEPAT pada tahun kemerdekaan 1945, Amaq Samsuddin dianugerahi seorang bayi laki-laki. Bocah yang membawa kebahagiaan bagi kedua pasangan itu diberi nama Abdul Halim.


Ayahanda Abdul Halim,--menurut pengakuan warga Sesela adalah seorang pria penyabar. Sifat ayahnya yang sabar itu ternyata juga turun pada putranya. 


Sebagaian berpendapat bahwa nama ayahanda dan ibunda Abdul Halim, bagi sebagian kalangan lebih banyak menyematkan kata amaq Samsuddin dan inak Samsuddin.


Tentang siapa nama lengkap dari Inaq Samsuddin, di mata TGH Munajib belum diketahui. TGH Munajib mengungkapkan, Siapa ibunda Abd Halim belum diketahui secara pasti. Hal ini memang tidak terlepas dari bahwa pada masa penjajah, identitas seserang dan juga tokoh pada waktu itu disembunyikan. Menurut dia, apabila diketahui identitasnya maka akan dibantai oleh para penjajah pada waktu itu. Yang jelas sebagaimana diutarakan TGH Munajib, Abdul Halim adalah keturunan Hasan Sayyid Maliki bersepupu dengan TGH Abdul Latif. "Sang tuan guru termasuk keturunan Qurashan Imam Al-Ghazali," demikian diungkapkan TGH Munajib Kholid, (Wawancara tanggal 11 Oktober 2020).


Masih berkaitan nama ayah dari Abdul Halim, Penulis menemukan pendapat yang juga cukup kuat. Menurut kalangan ini, nama Amak Samsudddin, teridentifikasi sebagai Abdullah bin Syarif. Nama Abdullah bin Syarifmenurut kelompok ini, diyakini berasal dari keturunan Qurashan. Mengaitkan ini, maka boleh jadi pendapat yang dikemukakan Tuan Guru Munajib meskipun berbeda nama tetapi ada kaitannya. Lalu nama, Inaq Samsuddin teridentifikasi bernama Ruqaiyah.


Abdul Halim dilahirkan di sebuah dusun kecil bernama Kebon Rusak, Sesela Gunungsari pada tanggal 1262 H atau 1845 masehi. Konon Kebon Rusak berarti kebo besar dan tinggi yang senantiasa hidup bersama Rusa. 


Kondisi dusun Sesela, terutama di Kebon Rusak waktu itu masih jauh dari keramaian. Di lokasi setempat, areal sawah dan perkebunan cukup luas. Bangunan seperti rumah dan lainya masih belum begitu banyak. Tak heran, hamparan luas sawah dan kebun sejauh mata memandang begitu terasa. Belum lagi, view sawah dan perkebunan yang begitu menghijau terutama di msuim penghujan. Berbagai macam jenis pepohonan tumbuh di wilayah sekitar. Dengan kondisi demikian, tak dapat dipungkiri; aktivitas bertani, berternak, hampir menjadi hari-hari yang menyibukkan warga Sesela di kala itu. Dalam pada itu kemudian, ada sebagian warga yang disibukkan kesehariannya dengan bekerja di sawah dan kebun milik sendiri, terdapat juga sebagian warga yang menjadi buruh, kuli di sawah milik keluarga, tetangga. Sisannya lagi lebih memilih beternak sapi, kambing dan sebagainya.


Di masa-masa itu, Abdul Halim jugaselain menghabiskan waktu untuk mengaji, tentu aktivitas bertani untuk membantu orang tuanya adalah kesibukan yang terus mengitari kehidupannnya. 


Di sekitar kawasan Sesela dan dusun Ireng Jati Sela, terdapat kali yang kini besar dan menjadi satu muara sungai besar dan indah, jauh sebelumnya, tidak seperti terlihat seperti saat sekarang ini. Konon, menurut warga dan Abdul Halim lah yang menjadi orang pertama, untuk memindahkan aliran kali Meninting yang sebelumnya mengalir melewati persawahan menjadi lurus, bersama saudara-saudaranya, masyarakat dan murid-muridnya. Kalau dalam konteks kehidupan sekarang, maka apa yang pernah dilakukan Abdul Halim adalah mengatur sistem irigasi perairan sehingga keberadaan aliran sungai agar lebih mudah dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan. 


Abdul Halim, sejak kecil sudah aktif dalam berbagai hal. Ketika usia 12 tahun Abdul Halim rajin mengaji dan menuntut ilmu. Selain itu, Abdul Halim juga termasuk tipe pemuda yang ulet, tekun bekerja serta tahan banting-tulang menghadapi tantangan dan hambatan dalam pekerjaannya. Mengenai hal ini cucu TGH Abdul Halim, yakni TGH Ridwan menuturkan, Tidak hanya rajin mengaji tetapi beliau (Abdul Halim) juga rajin bekerja.


Lebih jauh dikemukakan, menurut warga yang lain dia dulu hidupnya menderita. Hanya saja, dia mendapatkan hasil tembakau yang dijual karena hanya itu yang ditanam pada setiap aktivitasnya selepas mengurus ummat. TGH Ridwan yang juga cucunya itu melanjutkan, Abdul Halim kecil, sudah ikut pro aktif dan tergabung dalam kelompok yang berjuang mengusir penjajah pada saat itu.


Saat umur Abdul Halim semakin dewasa, Abdul Halim sudah aktif berkeliling untuk berdakwah. Dalam perjalanan dakwahnya, Abdul Halim pergi berdakwah ke desa-desa terpencil terutama sekali daerah-daerah pegunungan nan terjal. Abdul Halim tidak peduli kondisi dan keadaan dalam perjalan dalam berdakwah. Tekad Abdul Halim hanya satu, bagaimana bisa bertemu dan bertatap muka dengan jamaah yang sudah lama menunggunya (masyhur; penjual madu /bersambung)

1 Comments

  1. A high precision machining software producer needs to factor within the length of time essential to not only properly design the software, but in addition the time to order the raw materials, and machine and assemble prime quality production molds. Moreover, any changes to an element mildew means even more hours spent prototyping, machining, and perfecting those changes. This is why we always recommend verifying your design before committing to steel.

    ReplyDelete

Post a Comment

Previous Post Next Post