Tenggelam dalam Lautan Kata




Ilustrasi: team sempatbaca.com

 

tenggelam dalam lautan kata dan kalimat dalam buku setali tiga uang--tak ubahnya menikmati hembusan, dan deburan ombak yang bercengkrama dengan pasir di bibir pantai




"Ikatlah ilmu dengan tulisan". Kalimat ini terlalu sering mampir di telinga kita. Diungkapkan oleh guru-guru kita, para bijak bestari.

Karena itu, apa yang kita tahu, baik berupa (pengetahuan; ide, gagasan), tak baik disimpan di kepala saja. Alangkah baiknya dituangkan ke bentuk tulisan, agar orang lain bisa mengambil makna, pelajaran.

Selanjutnya, jika tulisan-tulisan itu lumayan banyak, rapikan lalu susun biar tidak tercecer. Alangkah lebih baiknya lagi dibukukan. Kalau udah berbentuk buku, kan menarik. Tak hanya gampang ditenteng ke mana-mana, tapi juga nyaman kita baca.

Apa cukup? Belum.

Kalau sudah jadi buku, alangkah kren-nya didiskusikan. Bukan malah disimpan di lemari, atau sekedar pajangan.

Kalau (diskusi) bisa dilakukan, ilmu pengetahuan terus berkembang dan akan memberi banyak manfaat. Kebaikan demi kebaikan akan tersebar. Yang belum tahu, menjadi tahu, yang sudah tahu, kebertahuannya bertambah terus menerus. Majlis ilmu kian banyak, pahalnya pun berlipat.

Diskusi buku, membaca buku, tak ubahnya kita rekreasi ke berbagai tempat. Kalau kita sering membaca (berdiskusi), bisa dipastikan kita sering piknik. Kalau kurang piknik? Nah. Ini yang repot ! Aha.

Menarik ungkapan Sayyid Al-Maliki berikut : Arrajulu izat tasa'a ilmuhu ittasa'a shadruhu wakolla inkaruhu alannasi (manusia itu jika ilmunya luas, bacaannya banyak, maka akan luas hatinya, bijaksana, sedikit sekali dia akan ingkar kepada orang-orang yang berbeda dengannya).

Jika suatu ketika ada orang berujar, Anda “kurang piknik” atau “mainnya kurang jauh” segeralah sadar bahwa yang dimaksud orang itu : Anda kurang banyak membaca.

Kurang Baca Buku, Berarti Kurang Piknik?

Tak berlebihan jika ada studi  yang menyebutkan bahwa membaca selama beberapa menit akan membantu menurunkan tingkat stress Anda hingga enapuluh persen. Apa sebab?
Tak lain, sebab membaca sebuah buku favorit Anda dapat terhibur dan juga memberikan kedamaian dalam hidup Anda.

Alhasil, tenggelam dalam lautan kata dan kalimat dalam buku memberi efek sama yakni : kita itu seolah-olah menikmati semilir angin dan deburan ombak di bibir pantai.

Yuk saling menyemangati. Sudahkah mendiskusikan buku?. Atau minimal membaca satu halaman saja?

Pertanyaan yang gampang-gampang susah untuk dijawab.


✔️ Masyhur Sarmaj (Penjual Madu)

Post a Comment

Previous Post Next Post