Foto bersama Pengurus Kopsyar setelah kegiatan Ngobrol kepenulisan dan bedah buku (Ilustrasi, sempatbaca.com)
Kopsyar, tak hanya fokus di bidang bisnis, tetapi berikhtiar juga aktif dalam kegiatan literasi dan aktivitas sosial ekonomi di tengah perubahan
SEMPATBACA.COM - Perubahan itu tak akan mungkin tertolak. Melainkan sebuah keniscayaan.
Untuk itu, kemampuan literasi yang baik sangat dibutuhkan agar seseorang bisa memaksimalkan peran di tengah perubahan yang terjadi terus tanpa henti.
Ngobrol kepenulisan dan bedah buku yang diinisiasi Kopsyar FE UNU NTB pada Kamis (30/6) adalah salah satu upaya untuk itu.
BACA JUGA : Kopsyarma FE UNU NTB, Dorong Semangat Wirausaha dan Melek Literasi
Kegiatan dilaksanakan di Taman Udayana jalan TK Ikro'. Pembicara yang juga Penulis Muh Yakub mengungkapkan, "Bahwa buku ini berangkat dari analisis dan pengamatan penulis terhadap fenomena sosial kehidupan kita". "Bahwa di dunia ini selalu mengalami perubahan, dan kita menjadi bagian di dalamnya, maka potret terhadap fenomena baik berupa analisis, pengamatan dan pemikiran sangat diperlukan," ujarnya.
"Jangan pernah takut salah. Jika takut, maka kemampuan yang kita miliki tidak terlihat," harapnya.
Yusuf Tantowi menjelaskan bahwa buku (yang saat ini didiskusikan) hadir merupakan bagian dari cara kita menyimpan apa yang kita dengar, rawat. Buku ini, sambungnya, adalah kumpulan artikel yang merupkan pantauan dari fenomena sosial.
Judul buku ini, lanjut Yusuf berkait erat karena memang dalam hidup ini banyak sekali perubahan. Siapa saja bisa menulis, mencatat apa yang kita ketahui, lihat dan rasakan. "Hampir semua tokoh-tokoh di negeri ini adalah penulis. Menulis itu untuk merawat dan alat gerakan," terangnya.
Kaitan menulis, Dr Suliadi yang juga pembanding dalam kegiatan tersebut mengungkapkan betapa pentingnya menulis. "Untuk itu, kita harus menulis dalam kehidupan ini," dorongnya.
Lebih jauh tentang Buku yang dibedah hari ini, diungkapkan Suliadi, "Kita menimba air yang jernih dari para penulis".
Ditambahkannya, judul ini menarik. Mendorong kita membaca, dan membaca itu aktivitas, memainkan pikiran agar bisa menangkap perubahan yang begitu banyak di sekeliling kita.
Suliadi mengomentari Cover buku. Katanya, lampu di cover buku itu, bagi saya simbol pengetahuan. Logikanya, Malam-malam kalo gak ada senter kita bisa menangkap apa yg kita inginkan.
Dia juga mengatakan bahwa meski banyak sekali terdapat kekurangan dalam buku ini, namun karya ini memberikan kita banyak informasi dan harus diapresiasi.
Ketua Kopsyar, Meli Hamdani berharap, kegiatan kegiatan seperti ini terus mendapat dukungan dari lembaga. "Harapan ke depan tetap bisa kita lakukan. Support dari pihak lembaga juga," jelasnya.
"Mari sama-sama ciptakan Kopsyar semakin baik," ajaknya kepada seluruh pengurus Kopsyar. Perjalanan panjang dimulai dari hal kecil. Sinergi harus terus kita bangun.
Pengurus Kopsyar lainnya, Dwiki, menjelaskan bahwa "Kopsyar, selain fokus pada sisi bisnis, juga hendak aktif dalam kegiatan literasi dan aktivitas sosial ekonomi lainnya".
Post a Comment