Tak Perlu Selebrasi Berlebihan


Ilustrasi sempatbaca.com sindownews picture


PENULIS : Darsono Yusin Sali
(Penulis Lepas, alumni HMI)

Seorang kawan harus berjuang bertahun-tahun untuk mendapatkan masa di kisaran angka 1.000 orang. Itupun diperoleh dengan ngos-ngosan setengah mati.


Mantan Caleg DPRD Kabupaten yang gagal melenggang ke parlemen itu selalu gregetan kala melihat sebuah pesantren. Dalam pikirannya, andai saya punya pesantren dengan basis masa seperti itu. Sudah jadi aku !!!

Dia yang hanya selisih suara tak mencapai 500 dari pemenang pertama hanya kurang beruntung. Sama seperti Aleix Espargaro dalam seri MotoGP Catalunya semalam. Dia menganggap sudah menyelesaikan lap terakhir.

Nyatanya pertandingan balap kuda besi itu belum berakhir. Terlalu cepat selebrasi, Espargaro terpuruk di urutan kelima dan gagal naik podium.

Tentu saja selebrasi konyol itu merupakan tindakan ceroboh. Ia merupakan sumber dari kegagalan. Mutlak gagal. Aleix Espargaro benar-benar membuang peluang finis di atas podium Grand Prix Catalunya.

Begitu pun dalam politik, kita juga tak terlalu butuh selebrasi. Saya jadi ingat Mahfud MD saat Pilpres 2019 lalu. Dalam tayangan live di salah satu stasiun TV, Mahfud MD yang sudah mengenakan jas warna hitam, siap-siap berangkat ke tempat dimana Jokowi sebagai Capres mendeklarasikan Wapresnya.

Selebrasi politik Mahfud MD di media itu akhirnya bikin mantan ketua MK itu malu sendiri. Jokowi mengumumkan pendampingnya. KH Maruf Amin dipilih sebagai pendamping Jokowi. Heboh lah dunia persilatan. Sejatinya, tak perlu ada selebrasi dalam politik.

Tindakan sesal kemudian akibat terlalu cepat melakukan selebrasi juga dirasakan kawan itu. Begitu tahu kalah suara, kawan itu lantas menurunkan tensi kecepatan, ia hanya mengurung diri di rumah berhari-hari. Meratapi nasib yang malang. Seraya menghitung biaya politik yang habis sirna. Ternyata kawan itu terlalu cepat melakukan selebrasi.

Padahal dengan selisih suara yang tidak terlalu jauh, kultur politik di negeri ini bisa merubah segalanya. Dia punya kawan banyak dan dia tahu rumusnya. Yakinlah, dengan ucapan simsalabim anda dilantik kok !!!

Tapi takdir berkata lain, Tuhan memintanya untuk sabar dan belajar lagi. Merajut apa yang sudah dirajut, merawat apa yang sudah disemai. Di Pileg mendatang, saya doakan kawan itu jadi. Amin.

Post a Comment

Previous Post Next Post