Seorang nelayan tengah memperbaiki Sampan yang hendak dipakai mengarungi laut (ilustrasi, sempatbaca.com)
Cuaca yang tak menentu, memupuskan harapan hampir semua nelayan untuk mendapatkan rupiah
SEMPATBACA.COM - Sudahlah, saya putuskan tak melaut malam ini, kata pria bernama Ib pada istrinya.
Angin begitu lebat. Ombak besar menggulung. Seakan menghantam siapa saja nelayan yang hendak turun melaut.
Itulah yang dialami hampir seluruh nelayan yang bermukim di pinggir pantai. Cuaca yang terjadi Minggu (19/03) memupuskan harapan nelayan memperoleh ikan. Juga kondisi angin dan tak menentunya hujan turun.
Ib, mengaku bertahun-tahun menjadi nelayan. "Saya sejak kelas V SD sudah turun melaut. Walaupun waktu itu, masih proses melatih diri," ujarnya pada tim sempatbaca.
Dari aktivitas melaut, dia bisa membiayai kehidupannya bersama keluarga dan dua anaknya yang masih sekolah.
Lokasi terjauh yang pernah ditujunya, yaitu lautan pulau Bali dan Jawa. Tujuan ke tempat itu, tiada lain untuk mendapatkan ikan-ikan yang bagus, besar dan berharga mahal. Ia membutuhkan 30 liter bensin untuk berangkat dan kembali pulang ke tempat biasa.
Cuaca yang tak menentu, bukan hanya memupuskan harapan para nelayan, tetapi juga aktivitas sosial ekonomi, bisa terhenti. Meski demikian keadaannya, selalu ada hikmah di balik semua itu. Yakinlah : pasti ada terang di balik gelap. "After rain come the sunsine," demikian bunyi pepatah.
Post a Comment