Manajemen dan Wawasan Entreprenuer Islami


Ilustrasi, sempatbaca.com



Ide dan gagasan itu bukan hanya penting tetapi harus. Juga super mahal. Hanya saja, sebagus apapun itu, tanpa manajemen yang baik, that imposible.


Manajemen itu seni mengatur, mengelola dan mengorganisasikan kelompok dan atau organisasi untuk tujuan yang hendak digapai.

Agar bisa memanajemen sesuatu dengan baik, pertama, dimulai dari individu-individu dalam komunitas itu sendiri. Kedua, individu itu memiliki pengetahuan yang memadai akan tugas dan tanggungjawabnya. Ketiga, memutuskan segala sesuatu, didasari atas kesepakatan (musyawarah). Keempat, tujuan (goal).

Empat hal di atas, saya pikir adalah sesuatu yang sangat fundamental (mendasar). Jika empat point itu menguat, sangat mustahil sesuatu yang diatur itu berjalan tidak efektif.

Dalam konteks bagaimana membangun, mengembangkan sesuatu, atau ambil contoh mendirikan organisasi ekonomi (BUMDES; komunitas bisnis; kedai; atau program berbasis sosial) dan organisasi komunitas di suatu desa, yang hendak dikembangkan, selain memodifikasi empat pointer--yang saya utarakan di pembuka tulisan,--aspek yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai berikut: percaya diri, berorientasi tugas-hasil, berani mengambil resiko, daya tarik (unique), leadership, berorientasi masa depan, kreativitas dan inovasi serta tujuan.

Lebih dari itu, aspek-aspek tersebut itulah yang bisa menjadi daya magnetis untuk bisa berbuat sesuatu.

Bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kemandirian dan kesuksesan itu bukan serta membawa ke arah perbaikan dan kualitas. Untuk itu, kemampuan manajerial mutlak adanya. Tanpa itu, sulit untuk mengembangkan dan terus bisa survive di tengah kondisi yang kian kompetitif. Tambahan lagi, mampu beradaptasi dengan era komunikasi digital seperti yang sedang dan akan kita hadapi.

Literasi sebagai Kunci
Sebagai desa persiapan, tentu masyarakat, wabil khusus pemuda-pemudi yang ada di situ, pasti punya mimpi dan cita-cita untuk membangun desa tempat mereka lahir dan beranak pinak. Dan memang tujuan itu pula pemerintah memberikan legitimasi untuk mekar dari desa induk.

Untuk tujuan itu, orang yang ada dan bergumul di dalamnya, harus mampu berfikir kreatif guna melakukan banyak hal.

Baca juga : menjadi lebih baik di 2022

Sayangnya, jiwa kreatif, cita-cita membangun, tidak serta merta tumbuh begitu saja. Ia mesti disirami dan dipupuk. Kalau tumbuh begitu saja, ia tak ubahnya 'tanaman liar' di antara bejibun tumbuhan padi. Jika cenderung untuk disebut: hama pengganggu.

Baca juga : skenario Tuhan itu Indah
Berfikir terbuka, membuka diskusi/forum-forum kecil, merumuskan gagasan dan tujuan adalah rentetan proses yang harus dilalui. Singkat kata, lagi-lagi suatu masyarakat yang ingin maju dan berkembang, harus kuat literasinya.


Penulis : Masyhur, MS
Penjual Madu, Pengelola Inisiatif Foundation


(Tulisan ini merupakan materi yang disampaikan pada di desa Persiapan Penanggak, 31 Januari 2022)

Post a Comment

Previous Post Next Post