Tentang FILSAFAT EKONOMI ISLAM

 




Ilustrasi, sempatbaca.com


Semoga ilmu ekonomi Islam Tak hanya menjadi pengetahuan semata. Lebih dari itu, kita bisa praktekkan dalam kehidupan nyata. Mulai dari hal kecil, mulai dari keluarga dan masyarakat


Saya salah satu mahasiswa di UNU NTB Mataram. Salah satu perguruan tinggi yang dikenal dengan tagline: Kampus Peradaban Bangsa.

Saat ini UNU dinakhodai dari kaum hawa, namanya Dr. Bq Mulianah, M.Pd. Oh ya pembaca budiman, saya masih semester III jurusan Ekonomi Islam.

Lewat tulisan yang dimuat media kesayangan kita sempatbaca.com--, saya hendak sharing sama rekan, sahabat pembaca tentang buku yang sudah--bahkan masih saya baca, pelajari. Judul buku itu: Filsafat Ekonomi Islam. Ditulis oleh Mashur. Buku ini diterbitkan salah satu penerbit di Jawa Tengah, sekitar tahun 2020.

Hal penting yang saya pelajari dari buku setebal 212 halaman itu, di lembar lembar awal--sebelum mengulas lebih dalam prihal ekonomi Islam-- lebih dulu penulis mendedahkan apa itu Filsafat.

Kita bisa memahami Filsafat adalah kunci dari segala ilmu sehingga kita tahu cara bersosialisasi dengan lawan bicara ataupun masyarakat luas. Nah, sekarang saya akan menguraikan sedikit tentang Filsafat itu sendiri sebelum kita masuk pada pembahasan Filsafat Ilmu Ekonomi Islam .

Dijelaskan dalam buku itu, "Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yakni “philein” dan “philo” berarti cinta dan “Sophia” yang berarti kebenaran".

Bagi I.R Pudjawidjatna (1963:1) ”Filo artinya cinta dalam yang seluas luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan, bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam atau cinta dengan atau cinta dengan kebijaksanaan. Dan tentang sesuatu/apa yang mendorong kita untuk tahu sampai kita menemukan secara detail tentang apa yang kita ingin ketahui.

Baca juga : BUMDES dan kisah Ibu Langke

Saya kemukakan contoh sederhana. Ketika kita ingin membeli baju, tentu baju yang kita beli itu, baju yang kita inginkan. Karenannya, sebelum kita beli, kita lihat kualitas baju, ukuran sampai harganya. Setelah itu kita mantapkan hati, kita pun membelinya, lalu kita pun punya hak memilikinya. Itu sedikit gambaran dari saya prihal filsafat.

Filsafat EI
Filsafat Ekonomi Islam punya tiga unsur penting. Ada yang disebut Ontologi, Epistimologi, Aksiologi. Ketiga unsur penting ini memiliki arti tersendiri dalam Filsafat Ekonomi Islam yang berkaitan erat dengan pelaku sosial yang di dalam kegiatan ekonomi Islam.

Ontologi artinya hakikat, Epistimologi artinya prinsip/teori/ cara. Sementara Aksiologi artinya nilai kegunaan. Hal ini berkaitan sangat erat dengan Tauhid (Allah). Segala sesuatu dengan apa yang yang kita inginkan tidak terlepas atas apa yang diberikan oleh Allah SWT. Kemudian kita yang mengelola sesuatu yang diberikan Allah tersebut, bagaimana kemudian agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (sesuai dengan nilai kegunaannya). Contoh, Allah menyediakan kita lahan untuk bertani. Maka kita Kelola kita tanami setelah berbuah jangan lupa untuk berbagi dengan orang lain.

Dari uraian tersebut di atas kita bisa memahami, bahwa bagaimana mulianya ilmu yang sudah ditemukan oleh Para Filosof yang concern dengan Ekonomi Islam ini.

Lalu ada aksiologi. Tentang aksiologi, Partanto (1984:17) dalam bukunya "Kamus Ilmiah Popoler" menyematkan kalimat terhadap kata aksiologi" penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia ".

Menurut penjelasan singkat dari Partanto ini ada beberapa hal yang perlu ditekankan dalam aksiologi. Pertama bahwa aksiologi sebagai sebuah nilai. Kedua martabat, tindakan manusia. Para sahabat pecinta buku, ternyata buku yang sedang saya pelajari ini sangat menarik dan sangat mudah dimengerti.

Baru saya baca di awal halaman sudah berapa ilmu dan pemahaman yang sudah saya dapatkan apalagi kalau saya baca tuntas. Alhasil buku ini bagi saya sungguh menarik dan enak dibaca.

Terdapat beberapa kesimpulan yang bisa saya uraikan kembali. adalah mari budayakan membaca untuk medapatkan ilmu yang lebih bermanfaat dunia dan akhirat.

Pada zaman milenial ini masyarakat mulai lupa dengan Filsafat yang diajarkan oleh orang terdahulu sebelum kita. Untuk itu, mari kita terus belajar. Lebih-lebih mahasiswa yang memilih jurusan Ekonomi Islam.

Mempelajar ilmu Ekonomi, berikut Filsafat sangat penting. Setidaknya kita bisa memahami secara lebih mendalam mengenai Ekonomi Islam. Dalam Filsafat ekonomi Islam, nilai tauhid memiliki posisi yang paling utama. Dari nilai tauhid, bersumber nilai-nilai lain yang menjadi prinsip dari ilmu Ekonomi Islam.

Akhirul kalam, cukup puas bagi saya yang pemula dalam mendalami pengetahuan tentang Filsafat Ilmu Ekonomi ini usai membaca buku yang saya miliki. Juga buku buku lain terkait topik perkuliahan khusus mata kuliah Filsafat Ekonomi Islam. Oh ya, semoga filsafat dan relasinya dengan EI tak hanya menjadi pengetahuan semata, tetapi hendaknya kita mulai belajar menghayati, terus kita praktekkan dalam kehidupan nyata. Mulai dari hal kecil, mulai dari keluarga dan masyarakat.


Mahasiswi FE UNU NTB

Post a Comment

Previous Post Next Post