Masa Depan EKONOMI ISLAM


Foto: ilustrasi sempatbaca.com


Pendidikan dan kesiapan menjadi modal menghadapi masa depan

Bicara prihal ekonomi, seiring berjalannya waktu sistem ekonomi di altar kehidupan ini, mengalami perubahan sangat pesat.

Perubahan ini pasti akan terus terjadi dalam segala bidang kehidupan. Imbasnya, manusia akan dipaksa beradaptasi. Dipaksa juga berfikir bagaimana cara mendapatkan/ menghasilkan sesuatu agar bisa menghadapi segala bentuk kemungkinan yang akan terjadi di dalam kehidupan.

Contoh sederhana perubahan yang terjadi di sekitar, bahkan sangat kita tahu itu, seperti transaksi jual beli secara manual yang kini telah berubah drastis.

Pada diri manusia terdapat suatu hal yang kodrati yakni rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu akan hal yang lebih luas dan kompleks. Lantaran adanya rasa ingin tahu: ini akan menghasilkan kreativitas sehingga manusia berupaya mencipta inovasi-inovasi baru. Tujuannya : mempermudah kehidupan manusia di masa mendatang. Hal ini lalu menjadi penentu dalam perubahan, sehingga menyebabkan kebutuhan yang pada awalnya terbatas dan sederhana, kian variatif. Dalam kaitan ini, menarik ungkapan Fathil Yakan, seperti dikutip penulis buku yang saya baca. Kata Yakan: Terbentuknya dunia baru dengan setandar, ukuran dan suasana baru, otomatis akan menggeser tatanan lama.

Berbicara tentang perubahan tidak lepas dari perkembangan ekonomi global, era globalisasi dalam beberapa literature dinyatakan bermula pada dekade 1990-an. Kegiatan ekonomi dunia tak hanya dibatasi faktor batas geografi, bahasa, budaya dan ideologi. Lebih dari itu, faktor saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama lain.

Nurkholis juga menyatakan proses globalisasi di perkirakan semakin bertambah cepat pada masa mendatang. Mengutip Colin Rose, diungkapkan: Dunia sedang berubah dengan kecepatan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kehidupan masyarakat termasuk kehidupan hukum dan ekonomi kian kompleks.

Makin cepatnya perubahan dan perkembangan semua hal yang ada di dunia ini, kesiapan adalah kunci. Namun yang menjadi masalah adalah: apa kita siap atau tidak? Kata lainnya kesiapan menghadapi perubahan zaman ini?

Faktanya membuktikan : banyak dari masyarakat (terutama di pelosok) banyak yang belum tahu perkembangan zaman seperti apa sih yang terjadi saat ini. Belum lagi kurangnya perhatian pemerintah bagi masyarakat yang ada di pelosok.

Di dalam menghadapi perkembangan zaman saat ini, kita dituntut bisa mengembangkan potensi yang ada pada diri kita sehingga bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul, terutama pendidikan. Apa sebab?

Lantaran pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang menjadi arus/jalan atas cepatnya perubahan. Melalui pendidikan maka salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menciptakan orang-orang hebat. Nantinya, mereka mereka ini siap menghadapi perubahan yang terjadi.

Masa depan bagi ES
Sistem ES disebut-sebut sebagai jalan menuju masa depan. Mengapa demikian? Karena EI/ES adalah sistem ekonomi yang bernilai ketuhanan, yang menyatakan setiap perbuatan manusia harus di dasari oleh nilai dan moral sehingga semuanya bernilai ibadah.

EI punya sekumpulan nilai, salah satunya tauhid. Nilai inilah yang bisa menjadi kekuatan


EI, saat ini tumbuh pesat, banyak negara di dunia yang menerapkan sistem ekonomi dan keuangan Islam. "Bahwa bukti nyata perkembangan EI ini di tandai dengan makin banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan system pendidikan Ekonomi Islam. Dengan banyaknya lembaga-lembaga ini masyarakat bisa mengenal serta mengetahui kelebihan dari system ekonomi ini" (lihat Mashur, 2020: 194-195).

M. Umer Chapra memberi gambaran bahwa EI adalah alternatif bagi negara-negara yang masih berkembang dalam mengembangkan ekonominya, karena memilik landasan tauhid, dan diatur semata-mata hanya untuk kemaslahatan umat. Yang berlandaskan keadilan .
Dan ekonomi islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits harus kita yakini bahwa system ekonomi yang Islami inilah yang bakal membawa kemaslahatan bagi manusia dan seisi jagad semesta.
**

Itulah catatan saya, usai membaca buku yang beberapa waktu lalu saya beli.

Saya membaca buku itu, di suatu sore, sedang gerimis. Rintik hujan mulai turun.

"Sepertinya membaca adalah aktivitas yang pas buat ngisi waktu yang kosong ini," gumamku.

Penulisnya : Mashur S.E.I, ME. Salah satu pengajar di salah satu perguruan tinggi swasta. Buku filsafat Ekonomi Islam ini, ditulisnya dalam waktu tiga tahun, sejak 2017. 

Penulis: Muhamad Huzairon
Mahasiswa FE UNU NTB

Post a Comment

Previous Post Next Post