Kedai Ayam Geprek dan Es Boba Milik Mas Juna

 

Penulis saat mampir di Kedai Mas Juna

By : MUHAMMAD HUZAIRON*)



Dulu, sering kita temukan para pedagang asongan (vendor) keliling berjualan pakai gerobak. Mereka, para pedagang itu keliling dari satu tempat ke tempat yang lain.

Namun, seiring waktu, pun kemudian dibarengi berkembangnya teknologi yang kian modern hampir tidak banyak pedagang yang memilih jualan menggunakan gerobak untuk.

Mereka sepertinya merasa lebih nyaman menggunakan tempat yang bisa dibilang lebih modern 'rombong'. Rombong itu dikemas unik dan lebih stylish, yang memang dirancang khusus untuk berjualan. Sepintas melihat, kesannya pun lebih kekinian. Biasanya berada di suatu tempat 'strategis'. Ukurannya sekitar 2,5 meter yang memang khusus dirancang untuk berjualan dan terkesan lebih kekinian.

Perubahan demi perubahan terjadi. Apalagi saat ini, di tengah musim pandemi yang segala sesuatunya serba terbatas.

Di masa pandemi ini, meski aktivitas ekonomi dibatasi tampak lesu tetapi banyak juga jenis aktivitas bisnis yang bermunculan.

Sebaliknya, realitas menunjukkan, masyarakat seakan akan berbondong-bondong merintis usaha dengan beragam cara. Banyak munculnya bisnis dengan beragam kuliner menunjukkan betapa besar keinginan masyarakat untuk mau berbisnis. Dukungan kaum muda, millenial melalui beragam medsos, seakan menambah giat aktivitas sosial ekonomi.

Dari cerita di atas, saya menemukan ide untuk bagaimana kalau saya cerita.

Saya berkesempatan ngobrol dengan salah satu pemilik kedai. Kedai itu berada di Jl Pariwisata Sandik, tepatnya dekat taman kota Sandik yakni. Namanya: Kedai Geprek Mas Juna.

Jangan Lupa Mampir

Saat hendak mampir, pengunjung cukup ramai, bahkan sampai antre. Saya sendiri ikut masuk dalam barisan antrean.

Karena rasa penasaran, akhirnya saya berhenti di sana untuk membeli beberapa makanan. Saya melihat dikedai tersebut sangat ramai oleh pengunjung yang sedang mengantri pesanan mereka, dan akhirnya sayapun ikut mengantri dalam barisan keramaian tersebut setelah memakirkan sepeda motor yang saya kendarai.

Selang beberapa menit, tibalah giliran saya. Begitu mendekat, saya disapa salah seorang karyawan Kedai. Mas Dedi namanya.

Sembari nunggu pesanan, saya tanya tanya si pengelola Kedai. Begitu ditanya, langsung nyambung. Obrolan kami cair, asyik.

Dari perbincangan yang singkat itu, saya jadi mengetahui bahwa mas Dedi berasal dari Desa Malaka KLU.

Dia adalah alumni MAN 1 Mataram, dan sekarang sudah menikah memiliki satu orang anak. Dia sangat mengenal dan tahu betul bagaimana melayani pelanggannya. Dia begitu ramah melayani saya. Benar kata orang, "Terkadang pengalamanlah yang berbicara".

Mas Dedi mengatakan bahwa dia pernah bekerja di beberapa tempat sebelum dia bekerja di Mas Juna antara lain yakni di Marina hotel, Holidyiin, Jeeva Kelui. Juga Hotel seraton.
Saya lanjut bertanya ke mas Dedi siapa sebenarnya mas Juna pemilik kedai tempat dia bekerja itu.
Dia menjawab “Mas juna adalah orang asli Sumbawa yang datang ke Lombok beberapa tahun yang lalu dan membuka usaha kecil-kecilan di Mataram, sebenarnya ini adalah kedai kedua.

Awalnya kami berjualan di jalan pemuda dekat UIN mataram, tapi karena wilayah tersebut minim pembeli, maka kita pindah berjualan ke Taman kota Sandik,” jelas Dedi.

Untuk lokasi yang sekarang mereka sudah tempati kurang lebih sudah satu tahun. Mas Dedi adalah karyawan pertama di kedai mas Juna, dia bekerja di mas Juna kurang lebih satu tahun setengah. “Dari hasil jualan kita di lokasi ini, beberapa bulan yang lalu kita sudah bisa membuka cabang yang kedua yakni di depan Alfamart Meninting,” ucapnya.

Terus kaitan kenapa orang luar (luar daerah) lebih sukses dari daerah kita? "Mungkin ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, diantaranya adalah : mereka sudah mengenal seluk-beluk usaha yang akan di lakukan, mereka tidak ragu karena terbiasa, beda dengan kita, kita belum apa-apa sudah ragu dengan ide kita," kata Dedi terkekeh.

Tentang berapa hasil penjualan yang sudah diperoleh dalam sehari tak kurang Rp. 430.000,00. Jadi dalam sebulan kalau ramai kurang lebih sekitar Rp. 10.000.000.

Beberapa hal penting yang diungkapkannya juga antara lain, seseorang harus sopan, berperilaku baik. Juga selalu agar pelanggan puas. "Bila kita sudah melakukan dan menjalani itu semua pelanggan akan merasa senang dengan kita, dan kitapun akan untung dengan kesenangan mereka,"ujarnya.

Tak lama, setelah pesanan Geprek saya selesai saya pun pamitan. Yukk yang pengen geprek mak nyus dan es Boba yang seger jangdn lupa mampir di Kedai Mas Juna.

*) Mahasiswa FE UNU NTB

Post a Comment

Previous Post Next Post