Foto, ilustrasi sempatbaca.com
By: RUSLAN JAYADI
Jika anda pernah ke Selong
Belanak jalur menuju Kuta tentunya anda akan menemukan sebuah toko sekaligus
Agen BRI LINK. Toko tersebut menjual beragam kebutuhan masyarakat setempat.
Setiap harinya, hampir toko tersebut tak pernah sepi dari pelanggan. Meski
banyak Mini Market yang ada di Selong Belanak, akan tetapi warga setempat
agaknya lebih memilih berbelanja di Toko itu, untuk membeli aneka kebutuhan.
Penasaran dengan
keberadaan Toko itu, dalam suatu kesempatan saya silaturahim ke pemiliknya,
sekaligus hendak mengulik informasi apa rahasia, bagaimana cara sang pemiliki
memanaj usahanya, sehingga tak pernah sunyi dari pelanggan yang datang
berbondong-bondong, di masa pandemi Covid 19.
BACA JUGA : Ayah yang Berjiwa Pejuang
Alhamdulillah,
akhirnya bisa bertemu dengan pemilik usaha itu. Namanya, H. Tahir Abdul Gani.
Menurut dia, cara mengelola toko atau cara melayani pembeli antara lain
meliputi beberapa hal ; 1) niat ibadah. Pada saat melayani atau membeli selalu
meniatkan untuk beribadah apalagi di bulan ramdhan; 2) menyesuaikan harga
barang. Di masa pandemi tentu harga barang juga menjadi pertimbangan agar bagai
mana caranya masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan pokoknya. Maka dari itu,
harga disesuaikan olehnya; 3) pembeli itu raja. Menurut H Tahir seorang
pedagang harus mampu memposisikan pembeli sebagai raja; 4) Memperhatikan barang
dagangan dan tidak menimbun barang. Pada point terakhir ini, H. Tahir mengaku
tidak pernah membiarkan barang dagangannya mengendap terlalu lama.
Dalam Islam,
membiarkan barang dagangan mengendapt terlalu lama untuk sengaja mengambil
keuntungan yang banyak, dalam suatu waktu tertentu tidak diperbolehkan.
H Tahir
berpendapat, bahwa dalam bisnis, tidak masalah untung sedikit, asal lancar.
Bisa diibaratkan seperti, “Air yang keluar dari suatu tempat ketika airnya
keluar terus tanpa ada yang masuk justru akan mengalami kekeringan” agaknya itu
makna filosofisnya.
Saya melihat aktivitas bisnis yang terapkan H Tahir, sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pun kemudian, tidak terlalu berdampak meskipun Pandemi menimpa. Di sinilah pentingnya nilai-nilai etis untuk menumbuhkan kembangkan bisnis. Pendek kata, sebuah bisnis tidak bisa terlepas dari etika bisnis.
Bisnis
Islam
Etika bisnis
Islam adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam,
sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran, sebab sudah
diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai etis, moral, susila atau akhlak:
nilai-nilai yang mendorong manusia menjadi pribadi yang utuh. Seperti
kejujuran, kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kebahagiaan dan cinta kasih.
Apabila nilai etik ini dilaksanakan akan menyempurnakan hakikat manusia
seutuhnya.
Setiap kita
hendaknya memiliki pengetahuan tentang nilai, yaitu pengetahuan yang
mengarahkan dan mengendalikan perilaku kita dalam melakukan segala sesuatu.
Terkait itu,
saya yang melihat aktivitas bisnis H Tahir sekaligus mengulik informasi, bisa
saya tarik kesimpulan bahwa H Tahir sebisa mungkin berupaya untuk
mengimplementasikan nilai-nilai bisnis yang syari’ah. Akhirul kalam, semoga
essai saya ini menginspirasi.
Penulis,
Mahasiswa semester IV Prodi EI UNU NTB
Editor: Ayiq
Post a Comment