Puisi Jamal Pesumbar




Di Ambang Timur dan Barat

Karya : JAMAL PESUMBAR


Puluhan tahun lalu negeri ku berdiri
berjuang untuk merdeka di negeri pertiwi
hingga bisa berdiri di kaki sendiri
dengan pengorbanan ia pun berdiri

para pejuang mengangkat senjata
para jenderal berkorban penuh cinta
hingga rakyat jelata berkorban jua
darah bergelimang air mata penuh jiwa

kini usiamu tak lagi muda
sudah dewasa, tetapi keras membabi buta
bahkan sudah menua, masih kerap
adu kepala
ujung tirani rakyat jadi bahan uji coba

katanya ke barat kita menemukan perubahan
malah berselimut, kegelapan
katanya ke kota sejuta tanya ada jawaban
eh malah di timur situ banyak kelaparan

katanya banyak perwakilan rakyat
realitanya pejabat mewakilkan harta
rakyat dibuat sengsara
hasil sidang di gedung mewah

BACA JUGA : Puisi L Maksum Ahmad Masih KAHMIKAH Kita

oh negeri ku...

katanya kayu jadi tanaman
namun banyak kayu ilegal ditebang
katanya sumber daya alam melimpah ruah
sayang, rakyat jelata banyak sengsara

orang tua memeras keringat mencari nafkah
sarjana muda susah
mencari kerja di negeri sendiri
bumiku telah banyak dikebiri
yang berkuasa hanyalah oligarki tanpa solusi

Tuhan...

Negeri ku sudah tabu menjadi babu
wajah terbakar diadu tanpa bertemu
yang hadir hanyalah sidang ilusi
menaikkan yang palsu di negeri penuh isu

penguasa tertawa di atas meja
seraya menunggu para kapita
suara suara dibungkam
penjara penuh jeritan tanpa dosa

tanah ku kini sudah musnah
hasil investasi janji di ruang kerja
katakanlah: haruskah kami memulainya dengan luka?
atau kami mengangkat senjata revolusi penuh darah?

hutan yang lebat dibabat
birokrasi tiap saat berdebat
retorika yang panas di gedung dewan perwakilan rakyat
faktanya rakyat sekarat perwakilan menjadi konglomerat

kini anak anak pertiwi sudah tak lagi mewarisi
budaya sendiri bersama aksara yang berbui
kering meronta merona di atas tembikar maya
berjoget bersama viral altar dunia penuh duka

ini kisah tanah pertiwi
banyak muda-mudi
terbawa arus imaji nihil kontribusi
merdeka tapi terasa terjajah di negeri sendiri

Tuhan...

jejak timur diasingkan namun penuh bangsa asing
jejak barat diratap negeri kertas berantah penuh berita
kasak kusuk busuk terlihat menusuk
hingga melupakan nama dan budaya

hiruk pikuk telah dilalui
maka ijinkan kami bersatu
membangun peradaban negeri
demi tercipta masyarakat madani

Negeri ku...

aku merindu tubuhmu tanpa tabu
berharap datangnya hujan kesejahteraan
tumbuh timur yang menyuburkan
datang barat mengisyaratkan bertuan tak berujung

negeri ku...

Aku datang mengabdi menghiasi
mengusir penjajah investasi di pribumi
dari desa bersinergi tanpa pamrih
hingga kota bisa melunaskan janji yang pasti

PENULIS : Jamal Pesumbar, Lahir 16 Juni 1997 di desa Sapugara Bree, Kec.Brang Rea Sumbawa Barat. Sedang kuliyah di UIN Mataram, mengambil jurusan IPS Ekonomi. Pernah mengepalai Forum Komunikasi Mahasiswa Samawa (Fokmas) UIN. Kini masih aktif di Pengurus HMI Cabang Mataram.

Post a Comment

Previous Post Next Post