ilustrasi, sempatbaca.com
Kalau punya jiwa pejuang kemudian istiqomah, insya Allah usaha yang dijalankan pasti berkembang. Yang penting ada kemauan agar bagaimana kemudian usaha bisa sukses.
By: Riadatul Alma
Sebermula sekedar ikut-ikutan—sembari
belajar--berjualan buah Durian yang ada di dusun setempat. Aktivitas itu kurang
lebih dijlanai tiga tahun lamanya.
Hari-hari berganti, minggu ke
bulan hingga akhirnya tahun demi tahun, perempuan bernama sapawan ini mencoba
membuka usaha lain, usaha kecil-kecilan dari apa yang digeluti sebelumnya,
dengan modal tak seberapa. Aktivitas jualan dilakukan di dusun setempat,
kampung halaman sendiri, tepatnya di dusun Penanggak desa Batulayar, Lobar.
Ia berjualan berbagai jenis
barang-barang dengan stock seadanya pula. Usaha ini pun berjalan dan
memperlihatkan hasil ‘lumayan’. Hari demi hari pelanggan tambah banyak. Seiring
itu, terkadang kewalahan juga melayani pembeli.
Dalam aktivitas jualan yang
dilakukan perempuan 4 anak itu, tak sekedar berjualan biasa, tetapi juga turut
serta merasakan jeritan hati pedagang yang kadang tidak selalu memiliki uang
untuk belanja pada saat itu, namun bisa membayar di hari lain, pada hari
berikutnya. Merasakan hal semacam itu, Inak Sapawan, akhirnya membantu
pelanggan dengan memberikan pelanggan ngutang, meskipun sebenarnya ia jualan
secara cashbon. Melihat apa yang dilakukan Inak Sap—begitu ia akrab
disapa—jelas sesuatu yang bagus, terutama untuk memberikan kemudahan sekaligus
sebagai sarana untuk membantu sesama.
BACA JUGA : Penjual Sayur BERHATI EMAS
Seperti laiknya usaha, pasti ada
tantangan. Begitu juga usaha yang dijalankan Inak Sap. Seiring waktu, selalu
saja ada hambatan, tantangan yang menimpa Inak Sap dalam menjalankan usaha yang
digagasnya. Entah barang jualan tak habis, pelanggan ada yang belum setor dan
banyak lagi yang lainnya. Belum lagi persaingan, karena semakin hari, ada saja
lapak, kios, yang mulai banyak bermunculan di sekitar. Cibiran emi cibiran, hal
yang mungkin pasti, boleh jadi selalu ada.
Meski begitu, perempuan 43 tahun
itu tetap semangat. Bahkan bukan malah tambah kendur, tetapi usaha terus ia
lakukan sembari menatap masa depan ‘harapan’. Harapan inilah yang membuat ia
lapang menghadapi cobaan demi cobaan yang kadang datang silih berganti. Doa pun
senantiasa ia panjatkan kepada sang pemilik sejati: hidup ini, agar bisa keluar
dari kesulitan yang dihadapinya.
Inak Sap jual kebutuhan beragam,
jajanan, snack dan yang lainnya. Dalam sehari ia bisa memperoleh jualan Rp. 300.000.
Di tengah cobaan suka uka jualan,
yang menarik untuk kita ditiru dari yang dibiasakan Inak Sap yaitu, setelah
selesai jualan bisa selalu menyisihkan sebagian hasil jualannya untuk ia
tabung. Katanya saat saya berkesempatan silaturahim sekaligus mengamati aktivitas
usahanya pada Sabtu (10/4), “Insya Allah saya selalu sisakan hasil jualan untuk
ditabung, iya Rp. 15.000 per hari”. Bagi dia, dengan menyisihkan uang melalui
cara seperti itu, agar modal bisa ngumpul lagi.
Setelah sekian tahun berjualan,
usaha perempuan yang tidak tuntas pendidikan sekolah dasar itu kian maju,
berkembang. Barang yang ijual pun makin
bertambah. Adapun jenis-jenis barang yang dijual selain yang suah saya sebut diawal
yaitu bertambah seperti: perlengkapan mani, nyuci, alat-alat dapur, bensin. Apa
yang diraihnya tiak terlepas dari sikap istiqomahnya berjualan.
Saya tanya kepada Putra Alm H.
Syawaluddin (bapak Inak Sap). Saya bilang begini: mengapa anda lebih memilih
usaha berjualan padahal orang yang jualan sudah banyak sekali?
Ia senyum. Lalu bilang, “Karena
saya merasa berjualan itu lebih cepet dapat untung. Berdagang ini juga sesuai
dengan bakat saya”. Jika masalah orang yang banyak jualan itu, Tambah istri
pria bernama Muhai itu—kan tergantung rezeki orng karena rezeki itu udah ada
yang atur intinya kita Istiqomah dalam menjalankan apa yang kita ikhtiarkan.
Suka duka telah dilalui inak Sap
selama puluhan tahun jualan. Namun kini, ia merasakan manfaat yang banyak. Selain
aktivitas jualannya seperti kios miliknya bertambah, pelanggan juga banyak. Bersama
sang suami-Muhai ia terus membesarkan bisnis ‘dagangannya’ di rumah, juga
membantu suami membesarkan bisnis jasa yang telah lama dikembangkan sang suami,
yakni PT. Cipta Rezeki Utama, yang melayani jasa di bidang TKI/TKW.
PENULIS:
Riadatul Alma, Mahasiswa FE UNU NTB.
Editor : Ayik
Post a Comment