Peluang dan Tantangan Pengembangan EKONOMI ISLAM

 


Ayuni, Mahasiswi FE UNU NTB (Foto : Dokumen Pribadi)

 

By: AYUNI

Kini,  ekonomi Islam berkembang luas tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia internasional. Yang menarik adalah, konsep ekonomi Islam mampu memikat kalangan non muslim untuk mengkaji dan menerapkan EI.  


SEMPATBACA.COM- Perekonomian Islam adalah salah satu sistem ekonomi, yang mana dalam praktiknya, senantiasa didasari nilai dan prinsip Islam sebagai aturannya. Dengan ini kemudian, maka, ekonomi Islam bertujuan untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidup seluruh manusia dalam kehidupannya. Dalam praktik nyata, ekonomi Islam, tak hanya mencari keuntungan (materi) tetapi lebih dari itu, memadukan nilai-nilai materialism dengan spirtualisme.

Nah, situlah letak keistimewaan konsep ekonomi yang islami.

Meski punya keistimewaan sekaligus keunikan, bukan berarti ekonomi Islam luput  dari kekurangan dan kelemahan. Kekurangan dan kelemahan ini lah yang menjadi peluang sekaligus tantangan yang senantiasa dihadapi konsep ekonomi Islam dalam tataran implementasi (praktik).

Sebagaimana judul tulisan yang saya pilih, maka, seperti yang telah diuraikan rekan-rekan saya sebelumnya di rubrik Celoteh, maka menarik menguraikan kembali isi buku, "Filsafat Ekonomi Islam" yang ditulis salah satu staf pengajar UNU NTB, prihal peluang sekaligus tantangan pengembangan ekonomi Islam. Topik Ini pula yang akan saya ulas, sepintas lalu.

Peluang Pengembangan Ekonomi Islam

    Jika ditilik dari sisi salah satu sektor yakni pariwisata dan bisnis, maka sektor ini menjadi Peluang tersendiri bagi pengembangan ekonomi Islam. Peluang apa?

Peluang bagi Inodnesia khususnya, untuk menawarkan wisata halal (halal tourism) kepada banyak Negara. Konsep pariwisata halal menyediakan penginapan (hotel, homestay) dengan konsep syariah. Juga dilengkapi rumah makan, restoran, dan semacamnya, berlabel halal. Ini tentu saja membuat peluang untuk mengembangkan lebih banyak lagi nilai-nilai EI dalam wisata halal tersebut dan menarik konsumen muslim untuk tidak ragu dengan layanan karna pelaku usaha ataupun bisnis sudah menjamin kehalalan layanan dan konsumsi yang diberikan.

Pada sektor pendidikan. Di sektor ini, pengajaran/edukasi tentang EI juga berkembang di berbagai Negara, Indonesia, Malasyia, dan lainnya. Termasuk di Universitas bergengsi seperti Harvard University. Di sini giat mengembangkan forum, riset, edukasi tentang EI massif dilakukan. Banyaknya jurusan EI di berbagai Universitas di dunia termasuk Indonesia menandakan ekonomi Islam berkembang pesat. Tentu hal ini, peluang bagi pengembangan ekonomi Islam.

Lebih jauh diurai, para ilmuwan EI, tidak hanya berasal dari kalangan muslim tetapi juga non muslim. Di Indonesia sendiri sejak 10 tahun terakhir perkembangan Ekonomi Islam (EI) juga mendapatkan perhatian banyak kalangan. Baik dari aspek akademik maupun aspek praktik. Pada bidang akademik, dengan banyaknya lembaga yang menawarkan pelatihan maupun jurusan EI, baik pada tingkat Sarjana (S1) maupun Pascasarjana (S2 dan S3) menandakan perkembangan EI. Selain itu perkembangan EI juga dilakukan melalui kegiatan seminar, simposium, konferensi, kajian buku dan kegiatan lain yang mengkaji lebih dalam tentang EI. Dalam praktiknya, ditunjukan dengan banyaknya lembaga-lembaga keuangan syariah, seperti Perbankan Syariah, Baitul Mal Wat-Tamwil, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah,Pegadaian Syariah, Ansuransi Syariah dan lembaga-lembaga lain yang dijalankan dengan nilai-nilai EI. Begitulah. Pendek kata, peluang bagi pengembangan EI juga tampak terlihat di berbagai sektor lainnya.

 BACA JUGA : Masa Depan EKONOMI ISLAM

Tantangan Pengembangan Ekonomi Islam

Dinamika pengembangan sistem ekonomi Islam, tentu tak luput dari rintangan dan tantangan. Sejulah tantangan yang dihadapi antara lain adalah kurangnya lembaga funding yang menyediakan dana riset maupun beasiswa bagi mahasiswa EI. Namun demikian, hal ini bisa diatasi dengan upaya pengumpulan dana untuk kepentingan agama dan memenuhi kebutuhan pengembangan EI. Ambil contoh misalnya melalui memberdayakan intuisi wakaf, infaq, sedekah dan zakat.

Sederet tantangan lainnya, dalam pengembangan EI di Indonesia, yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang sistem keuangan/perbankan syariah, dilihat dari banyaknya masyarakat yang lebih memilih menggunakan layanan perbankan konvensional daripada perbankan syariah. Untuk itu diperlukan sosilaisasi massif dan strategi sosialis yang lebih jelas dan terarah.

Tantangan lainnya, juga tampak pada pengembangan ekonomi Islam, yaitu kurangnya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Melihat kondisi itu, strategi pengembangan EI di Perguruan Tinggi atau bahkan mulai di ajarkan di tingkat Sekolah Menengah.

Meski pengembangan ekonomi Islam, belum sepenuhnya mampu dirasakan, setidaknya telah terlihat gejolak di tengah-tengah publik, manfaat dan kebaikan yang dirasakan dari kehadiran ekonomi Islam.

Kini,  ekonomi Islam berkembang luas tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia internasional. Yang menarik adalah, konsep ekonomi Islam mampu memikat kalangan non muslim untuk mengkaji dan menerapkan EI. Semoga uraian tentang "Peluang dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Islam" di atas bermanfaat untuk pembaca.

Post a Comment

Previous Post Next Post