Orang Seperti Macron Lebih Baik Mati Saja Ya

 


Salah satu gambar yang ternyata lebih banyak membuat orang tertarik dilihat pada status Facebook-ku, dibanding tagar boikot Produk Prancis.

Oleh : EL-NIZAM*)

SempatBaca.com- BAGI saya, dan mungkin saja, semua kaum muslim, akan bilang, “Macron itu harus mendapatkan ganjaran yang keras terhadap sikapnya yang melecehkan Islam”. Dan bahkan lebih sadis lagi, yang lain akan berujar, “Macron itu lebih baik mati saja.

    Ungkapan-ungkapan di atas, muncul bukan tanpa alasan. Tidak terlepas karena sikap dan pernyataan Macron yang melakukan pembelaan terhadap karikatur nabi, sekaligus mengungkapkan: Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis global.


Saya pikir, sikap Macron keliru. Fatal. Sebaiknya, ungkapan-ungkapan yang bernada penghinaan itu tidak semestinya keluar dari mulut presiden Prancis itu.

Status kita di FB mestinya sesak dengan kecaman terhadap presiden Prancis yang kurang ajar dan jahat, menghina baginda nabi kita. Saya melihat sedikit sekali sahabat FB yang nulis status mengarah ke situ.

Status di Facebook

Terkait, penghinaan Macron terhadap Islam, pun pembelaannya terhadap karikatur Nabi itu, saya tak begitu melihat status di media sosial teman-teman muslim. Tidak ramai,-katakanlah begitu. Ini sangat disayangkan. Untuk ini tidak baik dan kurang pas, karena tidak nampak sikap kita terhadap apa yang membuat kita merasakan kekecewaan yang amat dalam.

Status kita di FB mestinya sesak dengan kecaman terhadap presiden Prancis yang kurang ajar dan jahat, menghina baginda nabi kita. Saya melihat sedikit sekali sahabat FB yang nulis status mengarah ke situ.

Suatu hari, saya bikin status sebagai pancingan di beranda FB dengan tagar boikot produk Prancis. Perlahan-perlahan saya perhatikan. “Sedikit sekali yang lihat. Beda dengan status dua hari yang saya buat di FB; dengan memperlihatkan gambar perempuan seksi (jika dilihat sekilas) tetapi jika dicermati dengan seksama sembari membuang prasangka curiga, malah sebaliknya tak seseksi dalam bayangan kita. Tapi kok malah yang lihat hingga ratusan orang” aku menggumam. Ternyata, “Gak puas sebagian kita doyan melotototin perempuan seksi meski hanya sekedar gambar”. Adduh. Memprihatinkan.

Apa hati kalian tak kecewa. Tidak merasakan sakit, kekasih sang pencipta dilecehkan? Apa sedikitpun hatimu sama sekali tidak terketuk ya? Kalau gak. Aku heran. Heran dengan sebenar-benar heran.

Apa sulitnya buat tagar seperti yang saya maksud. Buat status atau tagar sebagai pembelaan dan protes itu tidak lama. Tidak juga membutuhkan waktu panjang. Tapi….? Jangan jangan nafsumu beragama sudah mulai menurun. Naudzubillah summa naudzu billah. Kadang-kadang kita lucu juga iya.

Coba, Ayo stop jualan di FB dulu. Stop posting aktivitas liburan dan lain yang auranya lebih memperlihatkan sikap hedonis dan hura-hura. Yuk kita ramai-ramai bikin tagar (#) bahwa Macron itu tak beradab. Tak punya etika. Manusia seperti dia tak pantas hidup di bumi ini.

Kita berdoa. Kita semua berharap, Macron itu memperoleh ganjaran setimpal. Dan segera taubat.

Mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga kita semua.

Mencoba Memahami

Jika hanya asumsi semata: Apa mungkin sikap dan pernyataan Macron itu, bukan ia maksudkan untuk tujuan menghina? Nah inilah persoalannya. Inilah yang harus kita teliti muara persoalannya.

Tetapi bagaimanapun, pemberitaan media terhadap sikap dan pernyataan Macron, sehingga berakibat: melukai perasaan kaum muslim dunia, harus dikecam.

Atau jangan-jangan republik Prancis trauma terhadap agama yang dianut mereka sendiri, termasuk di Macron sehingga ia begitu gampang menghina Islam ?

Apa perlu kita memahami lebih jauh dulu?. Kita kan tahu, negara Prancis, itu jangankan terhadap agama Islam, terhadap agama mereka sendiri di negaranya, sering ia cemooh. Ia hinakan. Bahkan ia memerangi gereja dan tempat ibadah mereka sendiri. Sebagian warganya hingga undang-undang di negaranya pun, atas nama kebebasan, tanpa tedeng aling-aling, ia harus lepaskan agar tidak terkungkung anutan agama mereka sendiri. Bagi mereka, agama sebagai sesuatu yang lain, dan hukum negara berada di lain tempat. Intinya bebas. Tidak ada kungkungan agama di mata mereka.

Bagaimana selanjutnya. Perlu ada ruang-ruang diskusi yang dapat menyegarkan sekaligus membuka wacana untuk itu: agar sikap dan tindakan kita, syukur-syukur bisa memahami bagaimana situasi dan kondisi di negara Prancis. Atau jangan-jangan republik Prancis trauma terhadap agama yang dianut mereka sendiri, termasuk si Macron yang congkak itu? 

Silahkan pembaca simpulkan sendiri.

 

*) Penulis adalah Pengelola Lembaga Kajian Masyarakat Inisiatif Lombok (LKM-INISIAL)

Post a Comment

Previous Post Next Post