Jawaban Pelajar Ketika Ditanya Apa Itu "Omnibus Law" UU Cipta Kerja oleh Ganjar, Risma dan Kapolres

 




UU Cipta Kerja

Jawaban Pelajar Ketika Ditanya Apa Itu "Omnibus Law" UU Cipta Kerja oleh Ganjar, Risma dan Kapolres

 

SempatBaca.com-  Selain buruh dan mahasiswa, para pelajar juga ikut dalam aksi tolak UU Cipta Kerja.

Di Jakarta, mereka diamankan saat hendak mengikuti aksi di DPR RI. Sementara di sejumlah daerah mereka diamankan di beberapa titik seperti Kantor DPRD, Kantor Gubernur, dan lainnya.

Rata-rata hampir setiap jajaran Polres turut mengamankan para pelajar.

Selanjutnya mereka dibawa ke Polres maupun Polda untuk didata dan diintrograsi.

Beberapa Polres bahkan mengadakan rapid, swab test hingga test urine bagi para pelajar.

Polisi juga sempat menanyakan apa itu omnibus law para pelajar.

Berikut beberapa jawaban pelajar ketika ditanya soal omnibus law :

BACA JUGA : NU Tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja, Said Aqil: Harus Siap Bergerak Bangun Barisan, Bela Rakyat

 


1. “Itu pak demo tentang bus law bus law itu,”

Polisi berhasil mengamankan puluhan pelajar yang hendak ke Jakarta untuk mengikuti unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan Gedung DPR RI dan Istana Negara.

Dari puluhan pelajar yang diamankan ini, mayoritas mereka tak mengetahui maksud dan tujuannya mengikuti aksi demo tersebut.

Bahkan, tak satupun para pelajar ini yang bisa menerangkan apa UU Cipta Kerja, ketika ditanya oleh Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Azis Andriansyah.

 “Itu pak demo tentang bus law bus law itu,” ujar seorang pelajar berinisial RA yang membuat Azis geleng-geleng kepala di Mapolres Metro Depok, Pancoran Mas, Kamis (8/10/2020).

Sementara itu, seorang pelajar lainnya ketahuan sudah lulus dari sekolahnya. Namun, dia masih mengenakan seragam.

Ia beralasan, dirinya hanya semata-mata diajak dan untuk ‘solidaritas’ sesama teman yang membuatnya hendak mengikuti aksi unjuk rasa ke Jakarta.

“Cuma diajak demo aja ke DPR. Dia ngajak-ngajak dari aplikasi whatsapp juga, besok katanya ke DPR. Itu di alumni juga lebih senior dari saya,” katanya mengakui.

Kemudian, ada juga seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yang ikut tertangkap.

Sama seperti yang lainnya, pelajar SMP ini mengaku hanya diajak untuk Demo ke Jakarta, namun tak mengetahui demo soal apa.

“Saya diajak pak, sama teman saya ke Jakarta demo. Di chat pribadi di whatsapp, dari semalam. Katanya ayo ikut ke Jakarta gitu, tujuannya demo. Gak tahu tapi demo apa saya,” pungkasnya.

 

2. "Kami tidak tau pak, setahu kami demo Omnibus Law, tapi tidak tau apa Omnibus Law itu apa,"

Hal ini dikarenakan massa aksi melakukan perusakan terhadap tiga kendaraan milik kepolisian yang berada di dekat aksi tersebut berlangsung.

Adapun kendaraan yang dirusak oleh massa, yakni kendaraan operasional Bid Propam Polda Sumsel, kendaraan Pam Obvit Polda Sumsel, dan kendaraan milik Biddokes Polda Sumsel.

Akibat kerusakan tersebut, pihak kepolisian dari Jatanras Polda Sumsel pun tak tinggal diam dengan mengamankan empat orang tersangka perusakan mobil tersebut.

Ternyata, empat orang tersangka tersebut bukanlah mahasiswa melainkan ada yang masih pelajar dan ada juga yang berstatus pengangguran.

Keempat orang ini diciduk oleh Jatanras Polda Sumsel karena kedapatan merusak kendaraan milik kepolisian.

Saat diamankan, tersangka ini mengaku tidak sengaja melakukan aksi perusakan tersebut dikarenakan melihat situasi sudah pecah dan ricuh membuat mereka terpancing untuk melakukan pengerusakan tersebut.

"Aku mecahkan kaca mobil provos pak, kalau yang menulis kata-kata kotor itu mahasiswa, bukan aku," kata HR saat diamankan di Polda Sumsel, Jumat (9/10/2020).

Sedangkan pemuda lainnya yang diamankan mengaku juga ikut menghancurkan mobil milik provos dan pam obvit Polda sumsel.

"Aku merusak dua-dua nya pak, bukan mahasiswa pak, sudah tamat sekolah," kata GT.

Sementara itu, keempat pemuda ini pun tidak mengetahui demo apa yang sedang dilakukan oleh masa aksi itu.

"Kami tidak tau pak, setahu kami demo Omnibus Law, tapi tidak tau apa Omnibus Law itu apa," kata GT.

Selain mengamankan empat tersangka, Jatanras Polda Sumsel juga mengamankan satu pelajar yang menggunakan Almamater satu perguruan tinggi di Palembang.

Kasubdit 3 Jatanras Polda Sumsel, Kompol Suryadi mengatakan lima orang yang diamankan ini empat diantaranya merupakan pelaku perusakan mobil kendaraan, sedangkan satu orang merupakan pelajar yang menggunakan almamater.

"Salah satu yang kita amankan ini melakukan perusakan dua sekaligus, keempatnya kita kenakan pasal 170 KUHP tentang perusakan dengan ancaman 5 tahun penjara.

Sedangkan satu lagi masih akan dilakukan pemeriksaan terhadap almamater yang digunakannya," kata Suryadi

 

4. "Demo, apa ya tadi namanya, pokoke tentang RUU lah pak"

 

Video gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemui anak SMK yang ikut demo menolak RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law viral di media sosial.

Video itu diunggah oleh akun sejumlah netizen dan dibagikan ulang oleh akun Twitter @habibthink pada kamis (8/10/2020).

Dalam video itu terlihat Ganjar mengenakan sebuah topi hitam dan masker oranye.

Ganjar mendatangi sejumlah anak SMK yang diamakan di Mapolrestabes Semarang.

Dia duduk di lantai berhadapan dengan anak-anak STM yang diamakankan oleh petugas polisi.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itupun langsung bertanya pada anak-anak SMK tersebut.

"SMK mana?" tanya Ganjar.

"SMK empat pak" jawab seorang remaja di depan Ganjar.

"SMK empat? kamu yang ngajak siapa?" tanya Ganjar kembali.

"Gada yang ngajak pak" jawabnya.

Namun saat ditanya demo tentang apa, remaja-remaja itu menjawab tidak tahu.

"Tadi demo apa?"

"Demo, apa ya tadi namanya, pokoke tentang RUU lah pak" jawab anak SMK itu polos.

"Kamu ngerti yang didemo apa?" tanya Ganjar lagi.

"Nggak tahu"

"Kok berangkat ke demo yang ngajak siapa?"

"Habis UTS itukan gabut pak ngga tahu mau ngapain, terus melipir keliling gitu, lha delalahe" jawab remaja lain.

Ganjar kemudian berpindah ke dalam kantor dan menanyai remaja lain yang ditangkap.

Ia juga meminta ajudannya untuk mencatat nomor-nomor anak SMK yang tertangkap.

Ganjar mengatakan jika anak-anak SMK yang ikut demo tersbeut kebanyakan tidak tahu tujuannya.

Mereka hanya ikut-ikutan setelah mendapat pesan dari grup WA.

"Anak-anak SMK rupanya dia dapat pesan dari WA grup, pesen berantai gitu, akhirnya terpancing.

Sayang lah ya, ini anak-anak kita lebih baik diedukasi dengan cara yang benar. Karena SMK SMA ini tanggungjawab saya, provinsi, diajari. Jadi kalau pengen tahu harus tahu sumbernya. Dan hampir semuanya gada yang tahu. Ini demo apa nggak tahu. Pokoknya ikut-ikutan" papar Ganjar.

Sebelumnya, ribuan massa dari sejumlah elemen mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Semarang menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jateng, Rabu (7/10/2020).

Selain meneriakkan orasi, mereka membawa spanduk dan poster berisikan sejumlah tuntutan.

Mereka menuntut agar UU Omnibus Law Cipta Kerja dicabut.

Massa juga mendesak untuk bertemu anggota DPRD Jateng agar suara mereka dapat didengar dan disampaikan kepada pimpinan partai di pusat.

Ketegangan sempat terjadi ketika massa memaksa membuka pintu gerbang besi dan merangsek masuk ke gedung dewan.

Namun, aksi itu dihalangi aparat kepolisian.

Tak cukup di situ, mereka pun akhirnya mendobrak pintu gerbang dengan tinggi sekitar 2,5 meter dan panjang 10 meter hingga roboh.

 

5. "Isinya pokoknya menindas rakyat kecil dan buruh. Harus dilawan,"

 

Ratusan anak berseragam hitam dan sebagian mengenakan celana panjang pramuka atau SMU memadati jalan Taman Apsari Surabaya, Kamis (8/10/2020).

Sebagian di antaranya membawa poster yang digulung dan bendera merah putih.

Satu pemuda yang mengaku bernama Tanco itu dengan berapi-api menyatakan dukungannya terhadap aksi demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja.

"Saya ikut demo. Ini sama teman-teman satu suara. Kita lawan DPR dan Pemerintah yang menindas," kata Tanco kepada TribunJatim.com.

Sementara itu, disinggung terkait apa itu Omnibus Law, Tanco mengaku jika itu adalah undang-undang yang menyengsarakan rakyat.

"Isinya pokoknya menindas rakyat kecil dan buruh. Harus dilawan," ujar Tanco yang disertai teriakan teman-temannya.

Ditanya asal usulnya,Tanco mengaku jika hanya menerima pesan berantai seuran aksi bersama buruh dan solidarotas pelajar lainnya.

"Saya lihat di grup akhirnya sama teman-teman datang kesini (taman apsari)," kata siswa kelas XI sekolah swasta di Surabaya itu.Seperti ilansir TribunJatim.com, Tanco dan teman-temannya itu juga terlihat ada yang bertato.

Mereka kompak mengenakan pakaian serba hitam meski sebagian telihat membawa bendera merah putih.

 

6. "Tahu, Bu, undang-undang, tapi saya enggak hafal,"

 Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memarahi sejumlah demonstran yang mengikuti demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020). Para demonstran itu merusak fasilitas milik Pemkot Surabaya. Risma juga menanyakan ke satu di antara demonstran tentang Omnibus Law yang menjadi penyebab mereka turun ke jalan.

 "Kamu tahu apa itu UU Omnibus Law?" tanya Risma.

Seorang pemuda asal Lamongan lantas menjawab, "Tahu, Bu, undang-undang, tapi saya enggak hafal," kata pemuda tersebut.

Setelah dimarahi Risma, kelompok pemuda itu pun langsung dibawa polisi untuk diproses lebih lanjut.

Sebelumnya diberitakan, polisi membubarkan massa penolak Omnibus Law di Surabaya, Kamis sore.

Massa bertindak anarkistis dengan merusak lampu penerangan jalan dan menjebol pagar Gedung Negara Grahadi sisi selatan.

Suasana mendadak mencekam karena polisi berulang kali menembakkan gas air mata ke arah massa.

Sementara massa balas melempar bermacam benda ke arah Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, seperti botol air mineral, batu, hingga bahan-bahan dari besi.

Massa pun bubar dan berlarian ke arah Jalan Tunjungan, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Yos Sudarso, hingga belakang Taman Apsari (Dari berbagai sumber)

Post a Comment

Previous Post Next Post