Ujian bagi Syekh Ali Jaber dan Apa Perlunya Banser itu Ada ?

 



UNTUK apa ada Banser ? Terjawab kenapa Banser harus ada. Bahkan, Banser harus terus eksis di bumi pertiwi. Jawaban ini kian cocok, dikaitkan kejadian yang menimpa  Syekh Ali Jaber belum lama ini. Upaya pembacokan, jika tak cenderung ingin mengatakan bahwa “Ada upaya pembunuhan terhadap Syekh Ali Jaber”.

Mungkin, kalau ada pengawal, yang serupa dengan apa yang dimiliki NU, yakni Banser, barangkali, kejadian yang menimpa Ali Jaber, tak akan terjadi. Barangkali si pelaku yang akan coba melakukan hal-hal yang tak diinginkan, bisa dibendung jika dilakukan penjagaan terhadap Ali Jaber. Tapi sayang, itu sudah terjadi. Alhamdulillah Syekh kita masih diselamatkan Allah. Apa yang menimpa beliau, adalah ujian?. Kok ujian? "Enak aja bilang ujian," kata seorang teman mengomentariku.Ini, sambung temanku itu, jelas-jelas adalah musibah. 

Iya, bagi saya, Syekh kita sedang diberikan ujian oleh Allah. Ujian itu, selain dalam bentuk musibah (sakit hati) juga dalam bentuk kebahagiaan (memperoleh kesenangan). Pendek kata, hidup ini adalah ujian. Jadi, hakikat musibah juga sebenarnya adalah ujian. Begitu juga ketika seseorang memperoleh nikmat "kebahagiaan" adalah ujian.

Saya juga pernah ditimpa ujian seperti halnya Syekh AA. Hanya saja, ujian yang saya terima berbeda. Kalau Syekh AA, diuji kekuatan ruhani dan fisik, sementara saya diuji kekuatan bathin. Kalau AA harus ikhlas tetesan darah mengalir dari tubuhnya, karena ditikam orang tak dikenal, sementara saya harus ikhlas, diusir oleh Kepala Desa saya di Kampung, karena dituduh menggelapkan uang buruh sebanyak Rp. 150 ribu dan uang lain yang saya tak tahu itu uang apa? Tak pelak, saya pun dilaporkan ke Polsek hingga Polres Lobar. 

"Mungkin kepala desa anda yang rentan mengorupsi uang," demikian komentar temanku waktu itu. 

"Pernyataan anda boleh saja benar, bisa juga keliru, sebab, hampir semua kepala desa mengelola uang lebih dari ratusan juta, bahkan milyaran, karena itu, potensi mengorupsi uang rakyat lebih besar," jawabku santai kepada temanku itu.hehe...

Eh entahlah. Itu sudah berlalu.

Kembali ke soal Syekh AA. Atas kasus penikaman yang menipa beliau, semoga beliau kuat dan mau memaafkan si pelaku. Sebab, bagaimanapun, suka tidak suka, senang tidak senang atas apa yang orang lain lakukan, kata memaafkan, memberi maaf jauh lebih mulia. Bukankah begitu? Serahkan kepada aparat penegak hukum untuk ngurusin si Pelaku. 

Kasus seperti yang menimpa Ali Jaber, setidaknya bagi saya, sebagai jawaban kecil dan  sederhana, terhadap sebagaian kelompok yang begitu menaruh benci terhadap keberadaan Banser. Sekaligus menjadi jawaban balik, bahwa kita butuh peran dan fungsi Banser.

Alhamdulillah Syekh kita masih diselamatkan Allah. Semoga beliau kuat dan mau memaafkan si pelaku. Sebab, bagaimanapun, suka tidak suka, senang tidak senang atas apa yang orang lain lakukan, kata memaafkan, memberi maaf jauh lebih mulia. Bukankah begitu?

Jadi tahu kan mengapa Banser perlu ada di atas panggung (podium), ngawal guru-guru atau kiyai kita, tatkala ngasih nasihat (pengajian). Setidaknya, Banser, lebih sigap bergerak, cepat melakukan berbagai upaya melakukan penjagaan, perlindungan terhadap kiyai, ulama.

Tujuan didirikannya Banser

Banser didirikan oleh tokoh NU dan pendukungnya. Banser NU, singkatan dari Barisan Serba Guna NU. Ia tak lain lembaga semi-otonom dari Gerakan Pemuda Ansor, organisasi pemuda NU yang berdiri pada 1930, empat tahun setelah NU didirikan.Banser merupakan badan otonom (Banom) di bawah GP Ansor. GP Ansor berawal dari organisasi Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air) yang berdiri pada 1924. Mengutip dari situs NU Online, wadah itu dibangun KH Abdul Wahab bersama para pendukungnya.

Banser didirikan, bertujuan untuk memberikan pengamanan pada kegiatan-kegiatan yang digelar oleh jamaah NU. Meski tak ditampik, pendiriannya juga berkait erat atas kian keras dan menghangatnya persaingan politik pada waktu itu baik di tingkat nasional dan regional maupun internasional.

Jadi, cukup jelas kenapa Banser mesti ada. Apa yang dilakukan tokoh-tokoh NU, menginisiasi berdirinya Banser, tak lain karena peran dan fungsi yang harus dilakukan anggota/pengurus Banser.

 

Petisi Banser Bubar

Banser memang kerap dibully oleh kelompok-kelompok yang iri. Benci. Kalangan ini beranggapan bahwa Banser, adalah organsiasi anarkis dan kerap bertindak ceroboh. Tak hanya itu, di mata para pembenci, Banser menganggap terlalu berlebihan terhadap kelompok non-muslim; iya, menjaga gereja, jagain orang non-muslim sembahyang dan sebagainya.

Beberapa waktu lalu, isu Banser harus enyah dari bumi pertiwi juga, sempat terjadi. Konon,  sudah ribuan orang menandatangani petisi online yang mendesak pembubaran Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Tak tanggung-tanggung, upaya pembubaran terhadap Banser, melalui petisi di change.org itu ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakin Saifuddin, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Dalam kaitan upaya yang dilakukan pembenci Banser, saya yakin, kelompok ini hanya melihat dan memandang sepihak. Saya juga yakin, ada provokator yang bermain dibelakang.

Karena itu, kita perlu cermat melihat apa yang terjadi. Kita tak boleh tergiring isu-isu tak sedap, terlebih jika penyebar hoax itu, berasal dari para pembenci NU. Untung saja, yang dibacok, bukan tokoh dari pembenci NU. Kalau itu terjadi kan kita semua terasa dirugikan. Akhir tulisan, mudah-mudahan kita, semua ummat Islam, senantiasa mendapat perlindungan Allah. Hanya kepada Allah lah semua bergantung. 

By: MASYHUR (Pengajar di UNU NTB, dan Kepala Rumah Tangga)


 

Post a Comment

Previous Post Next Post