SEMPATBACA.COM- Siapa
yang tak menginginkan pendidikan berkualitas? Semua orang pasti
menginginkannya. Hanya saja banyak dari kita kadang-kadang yang tak punya
kesempatan, lantaran terlalu sibuk hingga tak punya waktu mencari, menuntut ilmu.
Berkaitan
hal tersebut di atas, menarik yang diuraikan Ustad Abdul Hanan dalam kesempatan
silaturahmi bersama para asatidz MA Al-Aziziyah Putra, Selasa (04/8). Ia menegaskan
bahwa belajar (menuntut ilmu) itu, tidak ada
kaitannya dengan jarak dan waktu.
Baca Juga : Semangat Qurban dan Tahun Pelajaran Baru
Musthofa Selalu Mencium Bekas Tempat Duduk Gurunya
Mengisyaratkan kepada kita semua
bahwa betapa sangat pentingnya aktivitas menuntut ilmu (belajar). “Iya, Mau
hujan mau panas itu tidak ada halangan. Kalau untuk kewajiban harus kita datang.
Sejauh apapun, harus kita datang,” terang tokoh agama asal Dusun Teloke
Batulayar.
Artikel Terkait : Keberadaan Al-Aziziyah; Monumen Besar Pemikiran-Gagasan Buya Musthofa
Secara eksplisit
ungkapan tersebut, mendorong kita semua agar terus menerus istiqomah menuntut
ilmu. Lebih jauh, dalam penyampaiannya, Ustadz Abdul Hanan
mengutip QS Yasin ayat 20 yang berbunyi : WA
JA’A MIN AQSAL-MADINATI ROJULUY YAS A QALA YA QAUMITTABI’UL MURSALIN; ITTABI’U
MA LAA YAS’ALUKUM AJROW WA HUM MUHTADUN. Kurang lebih
ayat tersebut artinya; “Dan datanglah dari ujung
kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata:” Wahai kaumku,
ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah
orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Kalau pemikiran sudah mumpuni maka sifat al-kassal harus dihilangkan. Juga bahwa Setiap umur bertambah, kebaikan juga harus bertambah
Menurut beliau, setidaknya ayat di atas, memberikan
pelajaran berharga bagi kita. Yang dapat disebutkan secara umum meliputi : Pertama, Juru dakwah itu tidak harus
terkenal/diketahui. Katanya, “Walaupun bukan ditokohkan juga tidak masalah.
Yang tua juga tidak harus menganggap remeh juru dakwah yang muda. Yang muda
tetapi punya ilmu silahkan. Begitu juga yang tua”. Kedua, belajar itu tidak ada kaitannya dengan jarak dan waktu. Mau
hujan mau panas itu tidak ada halangan. Kalau untuk kewajiban harus kita datang.
Sejauh apapun, harus kita datang.
Tokoh agama yang juga alumnus ponpes
Nurul Hakim itu, lebih jauh mengungkapkan bahwa manakala ilmu semakin luas,
semakin banyak, seharusnya sifat malas semakin sedikit. Sifat malas, harus
hilang. “Kalau pemikiran sudah mumpuni maka sifat al-kassal harus dihilangkan,”imbuh dia. Apa yang diungkapkan
tersebut, juga memiliki relevansi dengan kaidah lain yang artinya: Setiap umur bertambah, kebaikan juga harus bertambah.
Tambahan lagi, yang menarik untuk
menjadi bahan renungan kita bersama bahwa yang dinamakan Alim sejati yaitu
orang yang ilmunya sedikit tetapi diamalkan. “Itu baru alim. Itu namanya
mengetahui, yaitu orang yang melaksanakan”. Semoga menginspirasi kita semua (AN-SB)
Ada tidak n file2 kumpulan muqoddimah yang belum sampaikan yg cd simpan..
ReplyDeleteFilenya ada di link situs ini tadz
DeletePost a Comment