WABAH virus, Covid-19 melanda dunia global. Pun kemudian menyebar hingga ke penjuru dunia lainnya. Dan sekitar bulan April, pemberitaan kian menyebarnya Covid ini pun kian massif. Salah satu negara yang terkena dampak, yakni negara tercinta kita Indonesia. Hal ini, berimbas terhadap seluruh aktivitas sosial di segala lini, terutama sekali di bidang pendidikan. Hampir seluruh aktivitas pendidikan dari jenjang pendidikan paling bawah (taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi mengalami hambatan.
Meski belum sepenuhnya terhenti, perlahan-lahan aktivitas-aktivitas belajar mengajar seperti biasa; bertemu, belajar melalui tatap muka dan lain sebagainya, mulai ditinggalkan. Seiring waktu, dengan semakin gencarnya pemberitaan media (cetak-daring) tentang wabah Covid-19 yang terus menarik perhatikan masyarakat, pemerintah pun kemudian mengambil inisiatif mengeluarkan surat edaran; menghimbau masyarakat, wabil khusus peserta didik dan atau mahasiswa untuk tetap di rumah (stay at home). Tujuannya, demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Dengan maraknya pandemi virus Corona, aktivitas belajar mengajar pun tak pelak mengalami hambatan yang cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, pemerintah pun tidak sekedar diam, tetapi sesegera mengupayakan berbagai kebijakan mengantisipasi wabah Covid.
Salah satu kebijakan yang diputuskan serta menjadi keputusan bersama, sebagai jalan keluar lembaga (institution) pendidikan selain dihimbau tidak keluar rumah, metode pembelajaran dilakukan dari rumah atau sistem online (daring), akhirnya menjadi solusi yang diberlakukan dalam suasana genting 'pandemi'.
Dengan adanya pembelajaran jarak jauh/online memang infrastruktur-konektivitas internet di Indonesia (secara nasional) dan daerah, khususnya di Nusa Tenggara Barat (NTB) lumayan memadai. Artinya ada kesiapan meski belum 100 persen untuk menerapkan system pembelajaran daring (online). Ini pun kemudian mesti ditempuh sebagai jalan satu-satunya agar aktivitas KBM tidak vakum.
Kemudahan Teknologi
Kemudahan teknologi yang berkembang saat ini, cukup memberi kemudahan, terlebih dalam kondisi menghadapi Covid-19. Tekonologi bias dimanfaatkan guna melakukan aktivitas pemebelajaran, dengan banyak bentuk semisalnya, pembelajaran live (Livestream). Dengan memanfaatkan media sosial seperti; WhatsApp, Gmail, Instagram, dan lainnya keberlangsungsan proses belajar pun tidak terhenti.
Kemudahan tekonlogi, ternyata menjadi jalan keluar atas kondisi yang dihadapi bangsa, terutama sekali dunia pendidikan. Ada banyak hal yang bias dilakukan agar proses pembelajaran terus berjalan. Kemudahan interaksi antara guru dengan murid, dosen dengan mahasiswa sedikit tidak menjadi solusi di tengah kesulitan belajar tatap muka. Solusi ini bisa di bilang cukup efektif, meski dalam kondisi susah.
Rasa cemas orang tua terhadap anaknya yang sebelumnya khawatir akibat pandemic Global, membuat putra-putri mereka enggan dan mulai malas belajar pun sedikit terobati dengan kemudahan-kemudahan fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk tetap melakukan proses pembelajaran kendatipun itu dilakukan jarak jauh.
Lebih jauh, memang, dikatakan sebagai solusi seratus persen menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, belumlah demikian. Hanya saja, bisa mengurangi rasa cemas, kuatir. Setidaknya, tantangan, kendala dan lainnya sedikit tidak bisa diatasi.
Tantangan Belajar
Selain kemudahan menggunakan fasilitas tekonlogi yang berkembang pesat, sayang seribu sayang, tantangan metode pembelajaran ini cukup banyak. Misalnya, harus punya HP android, kuota internet dan jaringan sinyal kuat dan lainnya. Belum lagi minimnya penguasaan teknologi. Pertama, harus menggunakan HP android. Dengan HP android lah kita bisa mengakses informasi mengenai metode pembelajaran mengajar yang di terapkan. Tetapi bagi yang tidak memiliki, ini adalah kendala.;Kedua kuota internet. Dengan adanya kuota internet maka mengakses informasi mengenai seputaran pembelajaran akan mudah dilakukan. Tetapi untuk mempunyai kuota internet, harus membelinya dengan harga yang berkisar sesuai kartu yang digunakan dalam HP android. Namun, bagi keluarga menengah ke bawah, seperti Penulis alami sendiri ini sebuah kesulitan besar. Sehingga tak jarang tidak ikut serta kuliah online karena tidak adanya kuota internet untuk ikut serta beraprtispasi dalam proses perkuliahan.
Ketiga, Harus mempunyai jaringan sinyal memadai. Dengan adanya kekuatan sinyal maka akan mudah juga kita untuk mengakses internet guna ikut serta dalam pembelajaran. Sebaliknya, jika sinyal jadi kendala, ini tentu jadi penghambat. Memang jika tinggal di perkotaan kekuatan sinyalnya bagus, namun jika di kawasan pedesaan nun jauh di sana, hambatan menjadi bertambah lantaran jaringan sinyal.
Tetapi dapat kita sadari dengan situasi saat ini, sehingga pemerintah melontarkan intruksi atau himbauan dengan diberlakukannya metode pembelajaran jarak jauh (online) demi mengurangi penyebaran virus Covid-19, selain itu, demi kebaikan dan keselamatan kita bersama.
Tapi tak elak juga kita mengeluhkan metode pembelajaran sistem online (daring), di karenakan keterbatasan adanya fasilitas yang dimiliki. Mulai dari HP Android, kuota internet, dan jaringan sinyal. Yang cukup jamak dapat dirasakan, tidak semua memiliki HP Android, belum lagi biaya membeli kuota internet. Kalau bagi keluarga yang menengah ke atas, ini tentu bukan halangan. Namun bagi keluarga yang tingkat ekonominya menengah ke bawah, Kuota internetlah; persoalannya. Urusan HP android, kuota dan lainnya ini berurusan dengan penghasilan dan kondisi keuangan. Jangankan untuk membeli HP atau kuota, untuk makan saja sudah susah. Apa sebabnya, penghasilan dari pekerjaan yang setiap hari dilakukan hampir semua di tutup lantaran Covid-19; penghasilanpun berkurang.
Meski beragam rasa cemas dan kuatir, kemudahan dan tantangan yang dirasakan selama diterapkannya Lockdwon akibat Covid, yang harus disyukuri adalah kita masih bias bangkit dan menghadapi musibah. Pemerintah memang sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan banyak hal di tengah cobaan yang sedang menimpa bangsa dan dunia secara global . Beragam pengalaman; sedih, suka dan duka serta jauh dari kebercukupan dalam segala hal, saya yakin meyimpan banyak hikmah []
EDITOR : Abu Niscaya
Post a Comment