Menulis Itu, Pengobat Rindu


 

sumber: https://www.google.com/search?q=menulis&safe=strict&sxsrf=ALeKk00DWu3qfX_z_

Sepulang dari suatu tempat, saya mampir di salah satu taman. Ini taman, lumayan ramai dikunjungi. Warga sekitar, lebih sering saya dengar menyebutnya: Taman Kota Sandik (TKS). Taman itu berada di Kecamatan Batulayar. Salah satu wilayah paling ujung, Bumi Patut Patuh Patju (Kab. Lombok Barat.

Awalnya, saya tak punya rencana singgah di taman, sore itu. Tapi entah mengapa, langkahku seolah digeret ke sana. Syukurnya, di sana, aku bertemu dengan guruku. Iya guru ngajiku setiap Rabu dan Kamis malam. Dengan segera aku mencium tangannya. Kita pun kemudian asyik ngobrol. Percakapan terhenti, tepat ketika senja di ufuk barat, nyaris tenggelam. Pertanda azan Magrib tiba. Guruku pamit duluan. “Hati-hati ustadz,” ujarku.

Saat hendak pulang, tak sengaja, mataku tertuju pada kumpulan anak-anak muda yang masih duduk. “Gabung dulu Bang,” kata salah seorang dari mereka. Tanpa berpikir panjang, kuiyakan tawarannya. Begitu mendekat, ternyata, mereka adalah kumpulan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Mataram.

Belum habis kuhisap sebatang rokok, yang kulipat kedua tanganku, mereka memintaku pendapatku tentang bagaimana menulis. “Saya bukan orang yang pandai menulis,”jawabku. Aku melanjutkan, saya hanya pembelajar, selalu belajar untuk bisa dan mau meluangkan waktu untuk belajar menulis,”. “Nah yang itu, makanya, bang. Bagi ke kami pengalaman menulis itu,” cetus salah seorang di antara mereka.

Sayapun berbagi pengalaman dengan mereka. Menulis, tak bisa dipisahkan dengan membaca. Untuk mau dan bisa menghasilkan tulisan, seseorang harus memaksa diri membaca. Kualitas tulisan terlihat dari seberapa sering orang itu membaca. Jadi, tips menghasilkan sebuah tulisan itu kuncinya: kemauan. Itu saja. Terus mencoba dan mencoba. Lama kelamaan, tulisan yang kita buat pasti akan lebih baik.

“Nulis itu, susah Bang,” celetuknya lagi. Mulailah menulis sesuatu yang kamu sukai. Kalau kamu suka terhadap sesuatu, pasti apa yang ada di kepalamu lebih cepat kamu wujudkan ke dalam tulisan.

Menulis itu bagi saya adalah proses belajar. Belajar tentang banyak hal. Aktvitas menulis, salah satu proses belajar yang sangat mudah dilakukan, di mana dan kapan saja. Kalau ada keinginan untuk menulis, hasrat terhadap membaca otomatis muncul. Mulailah menulis. Menulis tentang apa saja. So, jangan ragu untuk memulai. Saya yakin, tak kan ada yang akan mengejek tulisan yang kamu buat. Kalau ada yang mengejek tulisanmu, boleh jadi, I (orang yang mengejekmu) adalah orang yang tidak suka menulis. Kalaupun ia mengaku seorang penulis, ia hanya menulis untuk tujuan lain: pamer. Sombong. Meskipun begitu, tapi perlu dicamkan baik-baik: kalau antar sesama penulis saling ejek, itu biasa. Tujuannya, saling memotivasi.

Terakhir, biar kita sama-sama semangat untuk menulis, tahu gak?, Menulis itu pengobat rindu lho…..[]


Post a Comment

Previous Post Next Post