ilustrasi, sempatbaca.com
Adalah mereka para penganut insan cita yang akademis
yang pencipta
yang pengabdi
dengan nafas keislaman dan pertanggungjawaban ke –Indonesiaan
Lapran Pane pencetusnya
Nurcholish Majid pelanjutnya
Akbar Tanjung generasinya
hingga ke Saddam al-Jihadi dinamikanya
orang pertama ketua lobarnya
dan Surabaya kongres-31 nya tetap molor juga
Kahmi tempat berkumpul alumninya
atau bahkan
masih kahmikah kita
Abang kanda para yunior menyapa
pertanda akrabnya hubungan saudara
Adinda begitu para seniorpun menimpalinya
masihkah hubungan itu mesra atau
Kahmi kini telah sibuk mengejar urusan-urusan kesemementaraannya
masih ingatkah kahmi akan adanya Maperca
masih ingatkah kami maha pentingnya LK 1 LK 2 hingga LK 3
Masih kah kami ingat HMI nya dulu menjadi kampus keduanya
Sudah lupakah persaiangan menjadi ketua Badko nusra misalnya
ataukah kahmi bersama berjamaah sedang amnesia
Masih hijau hitam panji kebesarannya
Masiuhkah bersyukur ikhlas senandung utamanya
Adakah ilmu telah menajdi pondasinya keputusannya
Di manakah iman tauhid yang menjadi pilar utamanya
Adakah ilmu telah menjadi keputusannya
Amal ihsan adalah wujud pengabdiannya
Masih kahmikah kita
Semoga kita masih kahmi….
PENULIS : L. Maksum Ahmad. Anggota dewan pakar Kahmi Lobar. Founder Pesantren Seni Ma’shum Institute. Puisi ini dibacakan pada acara Musda Kahmi Lobar, 7 April 2021 di Jayakarta Hotel
Post a Comment